
Sign up to save your podcasts
Or


KDEI Promosikan Destinasi 3B serta Borobudur, Prambanan Bersama Wonderful Indonesia di Taipei ITF
Taipei, April 2024 – Kepala KDEI Taipei bersama delegasi Kementerian Pariwisata menghadirkan Paviliun Indonesia dengan peserta 6 Travel Agent dan Tour Operator yang memperkenalkan destinasi Indonesia Beyond Bali pada gelaran Taipei International Travel Fair (TITF 2024) yang diadakan pada tanggal 1-4 November 2024 di Tainex 1, Nangang Taipei. Diantara destinasi tersebut adalah Bromo, Banyuwangi-Ijen, Borobudur, Prambanan, Bali Utara dan Manado-Bunaken.
Kunjungan wisatawan asal Taiwan ke Indonesia terus mengalami peningkatan dan saat ini menduduki peringkat ke 15 besar penyumbang wisatawan asing ke Indonesia sampai dengan September 2024. Selama pameran wisata tersebut, pavilion Indonesia juga memberikan souvenir magnet destinasi Indonesia dan kopi specialty Gayo kepada pengunjung. Dengan memperkenalkan destinasi baru Indonesia di Taiwan, diharapkan kunjungan wisatawan Taiwan yang terkenal berkualitas semakin meningkat.
(foto & berita: KDEI Taipei)
Saat Kelaparan, Anda Ingin Makan Nasi atau Paha Ayam? Tes Sikap dan Karakter Anda dalam Menghadapi Masalah
Kepribadian Anda dapat memengaruhi cara Anda menangani masalah, terutama saat menghadapi situasi sulit yang tak terduga. Tes psikologi berikut ini dapat membantu Anda memahami cara Anda menyelesaikan masalah dan menunjukkan potensi kekurangan dalam karakter Anda.
(foto: Canva)
A. Mantou (roti kukus Cina)
B. Nasi
C. Paha Ayam
FAKTA UNIK
Camilan yang Hanya Bisa Ditemukan di Keelung, “Jigula”
Jigula—sebuah nama makanan yang mungkin terdengar asing sebagian orang—sering disamakan dengan chikuwa. Meskipun keduanya memiliki beberapa kesamaan, tetapi pada dasarnya tetap berbeda. Chikuwa adalah bahan makanan olahan yang dibuat dari campuran daging ikan dan tepung tapioka, sedangkan jigula dibuat hanya dari pasta ikan murni (surimi), sehingga rasanya lebih gurih.
Nama jigula berasal dari pengucapan kata “chikuwa” dalam bahasa Jepang, dan memiliki kaitan dengan industri perikanan yang sudah lama berkembang di Keelung. Di masa lalu, Taiwan lebih populer mengonsumsi sirip hiu daripada dagingnya, sehingga menyebabkan banyak daging ikan terbuang sia-sia. Agar tidak mubazir, para nelayan akhirnya menemukan cara untuk memanfaatkan daging hiu dengan menggilingnya menjadi surimi, lalu mengoleskannya di batang bambu dan memanggangnya, sehingga jadilah jigula yang sekarang biasa kita jumpai di seluruh Keelung.
Meskipun menjadi salah satu pelabuhan perdagangan yang berkembang lebih awal di Taiwan, seluruh Kota Keelung dikelilingi perbukitan sehingga banyak makanan dari luar negeri tidak tersebar ke luar. Hingga kini, jigula bisa dikatakan sebagai makanan eksklusif di Keelung, dan banyak pecinta kuliner yang rela datang jauh-jauh hanya untuk merasakan cita rasa khas jigula panggang ini.
(foto: https://smiletaiwan.cw.com.tw/)
Wawancara Eksklusif Bersama Mok Ai Fang
Mok Ai Fang, aktris berdarah Indonesia yang kini telah menjadi sosok familiar di layar kaca Taiwan, memiliki kisah hidup yang menginspirasi. Lahir di Pontianak, ia merantau ke Taiwan lebih dari dua dekade lalu dengan harapan mencari penghidupan yang lebih baik. Namun, takdir mempertemukannya dengan jodoh di negeri Formosa ini.
Wajahnya mungkin sudah tidak asing lagi di layar kaca dan perjalanan karirnya tampak mulus-mulus saja. Tapi, siapa sangka, perjalanan hidupnya penuh dengan lika-liku. Sebelum berkarya di dunia hiburan Taiwan, ia pernah bekerja di Malaysia dan Singapura. Setelah melalui berbagai rintangan dan perjuangan, akhirnya ia menemukan jalannya ke dunia akting di Taiwan secara tak terduga.
Mok Ai Fang mendapat kesempatan besar ketika mendapat peran di drama series Nyonya Tastes of Life. Debut aktingnya ini tidak hanya menarik perhatian publik, tapi juga membuatnya memenangkan penghargaan bergengsi Golden Bell. Keberhasilan ini adalah bukti bakat dan ketekunannya dalam mengejar mimpi.
Karier Mok Ai Fang di Taiwan menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama komunitas diaspora Indonesia di Taiwan. Dari seorang pekerja migran hingga menjadi aktris yang diakui, kisah hidupnya membuktikan bahwa tekad dan kerja keras dapat membawa seseorang mencapai kesuksesan di tempat yang jauh dari kampung halaman.
(foto: CNA)
By Linda, Cindy, Ipung Chandra, Aditya Nugraha, RtiKDEI Promosikan Destinasi 3B serta Borobudur, Prambanan Bersama Wonderful Indonesia di Taipei ITF
Taipei, April 2024 – Kepala KDEI Taipei bersama delegasi Kementerian Pariwisata menghadirkan Paviliun Indonesia dengan peserta 6 Travel Agent dan Tour Operator yang memperkenalkan destinasi Indonesia Beyond Bali pada gelaran Taipei International Travel Fair (TITF 2024) yang diadakan pada tanggal 1-4 November 2024 di Tainex 1, Nangang Taipei. Diantara destinasi tersebut adalah Bromo, Banyuwangi-Ijen, Borobudur, Prambanan, Bali Utara dan Manado-Bunaken.
Kunjungan wisatawan asal Taiwan ke Indonesia terus mengalami peningkatan dan saat ini menduduki peringkat ke 15 besar penyumbang wisatawan asing ke Indonesia sampai dengan September 2024. Selama pameran wisata tersebut, pavilion Indonesia juga memberikan souvenir magnet destinasi Indonesia dan kopi specialty Gayo kepada pengunjung. Dengan memperkenalkan destinasi baru Indonesia di Taiwan, diharapkan kunjungan wisatawan Taiwan yang terkenal berkualitas semakin meningkat.
(foto & berita: KDEI Taipei)
Saat Kelaparan, Anda Ingin Makan Nasi atau Paha Ayam? Tes Sikap dan Karakter Anda dalam Menghadapi Masalah
Kepribadian Anda dapat memengaruhi cara Anda menangani masalah, terutama saat menghadapi situasi sulit yang tak terduga. Tes psikologi berikut ini dapat membantu Anda memahami cara Anda menyelesaikan masalah dan menunjukkan potensi kekurangan dalam karakter Anda.
(foto: Canva)
A. Mantou (roti kukus Cina)
B. Nasi
C. Paha Ayam
FAKTA UNIK
Camilan yang Hanya Bisa Ditemukan di Keelung, “Jigula”
Jigula—sebuah nama makanan yang mungkin terdengar asing sebagian orang—sering disamakan dengan chikuwa. Meskipun keduanya memiliki beberapa kesamaan, tetapi pada dasarnya tetap berbeda. Chikuwa adalah bahan makanan olahan yang dibuat dari campuran daging ikan dan tepung tapioka, sedangkan jigula dibuat hanya dari pasta ikan murni (surimi), sehingga rasanya lebih gurih.
Nama jigula berasal dari pengucapan kata “chikuwa” dalam bahasa Jepang, dan memiliki kaitan dengan industri perikanan yang sudah lama berkembang di Keelung. Di masa lalu, Taiwan lebih populer mengonsumsi sirip hiu daripada dagingnya, sehingga menyebabkan banyak daging ikan terbuang sia-sia. Agar tidak mubazir, para nelayan akhirnya menemukan cara untuk memanfaatkan daging hiu dengan menggilingnya menjadi surimi, lalu mengoleskannya di batang bambu dan memanggangnya, sehingga jadilah jigula yang sekarang biasa kita jumpai di seluruh Keelung.
Meskipun menjadi salah satu pelabuhan perdagangan yang berkembang lebih awal di Taiwan, seluruh Kota Keelung dikelilingi perbukitan sehingga banyak makanan dari luar negeri tidak tersebar ke luar. Hingga kini, jigula bisa dikatakan sebagai makanan eksklusif di Keelung, dan banyak pecinta kuliner yang rela datang jauh-jauh hanya untuk merasakan cita rasa khas jigula panggang ini.
(foto: https://smiletaiwan.cw.com.tw/)
Wawancara Eksklusif Bersama Mok Ai Fang
Mok Ai Fang, aktris berdarah Indonesia yang kini telah menjadi sosok familiar di layar kaca Taiwan, memiliki kisah hidup yang menginspirasi. Lahir di Pontianak, ia merantau ke Taiwan lebih dari dua dekade lalu dengan harapan mencari penghidupan yang lebih baik. Namun, takdir mempertemukannya dengan jodoh di negeri Formosa ini.
Wajahnya mungkin sudah tidak asing lagi di layar kaca dan perjalanan karirnya tampak mulus-mulus saja. Tapi, siapa sangka, perjalanan hidupnya penuh dengan lika-liku. Sebelum berkarya di dunia hiburan Taiwan, ia pernah bekerja di Malaysia dan Singapura. Setelah melalui berbagai rintangan dan perjuangan, akhirnya ia menemukan jalannya ke dunia akting di Taiwan secara tak terduga.
Mok Ai Fang mendapat kesempatan besar ketika mendapat peran di drama series Nyonya Tastes of Life. Debut aktingnya ini tidak hanya menarik perhatian publik, tapi juga membuatnya memenangkan penghargaan bergengsi Golden Bell. Keberhasilan ini adalah bukti bakat dan ketekunannya dalam mengejar mimpi.
Karier Mok Ai Fang di Taiwan menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama komunitas diaspora Indonesia di Taiwan. Dari seorang pekerja migran hingga menjadi aktris yang diakui, kisah hidupnya membuktikan bahwa tekad dan kerja keras dapat membawa seseorang mencapai kesuksesan di tempat yang jauh dari kampung halaman.
(foto: CNA)