
Sign up to save your podcasts
Or


Kementerian Luar Negeri Taiwan Memperluas Skala "New Southbound Policy Elite Study Program" dengan 105 siswa dari 12 negara yang akan Dilatih di 5 Universitas Ternama di Taiwan.
Pada 13 September, Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung (林佳龍) memimpin upacara pembukaan bersama " New Southbound Policy Elite Study Program" bersama 5 universitas mitra. Lin menyatakan bahwa selama delapan tahun terakhir, kebijakan "New Southbound" telah mencapai prestasi bersejarah, dengan investasi Taiwan ke negara-negara mitra "New Southbound" melebihi investasi ke Tiongkok, dan jumlah mahasiswa internasional dari negara “New Southbond” yang datang ke Taiwan juga meningkat dua kali lipat, mencakup lebih dari 60% dari total mahasiswa asing.
Kementerian Luar Negeri akan terus mempromosikan program "Digital New Southbound” dan memanfaatkan lima industri unggulan Taiwan untuk memperkuat kerjasama dengan negara-negara di sekitarnya.
Upacara pembukaan ini juga dihadiri oleh perwakilan serta diplomat dari negara-negara "New Southbound" seperti Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Selandia Baru, serta perwakilan dari Kantor Negosiasi Ekonomi dan Perdagangan Yuan Eksekutif Yuan, Zhang Yu-lin (張煜霖); Rektor Universitas Sains dan Teknologi Pingtung (NPUST), Zhang Jin-long (張金龍); Wakil Rektor Universitas Nasional Chung Hsing (NCHU), Zhang Zhao-qin (張照勤); Wakil Rektor Universitas Kedokteran Taipei (TMU), Zhang Shu-ying (張淑英); Wakil Rektor Universitas Teknologi Taipei (NTUT) Yang Chong-guang (楊重光); serta Wakil Rektor Universitas Nasional Quemoy (NQU), Hong Ji-hui (洪集輝). Mereka bersama-sama menyambut siswa yang berpartisipasi dalam " New Southbound Policy Elite Study Program" yang berlangsung selama 5 bulan.
Lin Chia-lung menjelaskan bahwa program pelatihan mahasiswa "New Southbound" bertujuan untuk melatih talenta unggul. Sejak dimulai pada tahun 2022, program ini telah bekerja sama dengan empat universitas terkemuka, yaitu NPUST, TMU, NTUT, dan NQU, dan telah melatih 117 talenta.
Tahun ini, dengan bergabungnya Universitas Chung Hsing (NCHU), lima universitas akan bersama-sama merancang kursus selama lima bulan untuk 105 peserta dari 12 negara. Kursus ini mencakup lima bidang profesional utama: medis dan biomedis, semikonduktor, pertanian pintar, hubungan lintas selat, dan tata kelola perubahan iklim. Hal menunjukkan bahwa Taiwan siap merespons isu-isu yang menjadi perhatian ASEAN dan sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan PBB.
Lin Chia-lung menambahkan bahwa 12 negara yang berpartisipasi tahun ini termasuk Australia, Kamboja, Indonesia, India, Malaysia, Myanmar, Nepal, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Melalui kursus profesional, kursus bahasa Mandarin, dan kegiatan budaya, siswa akan lebih memahami penghargaan Taiwan terhadap kebebasan, masyarakat sipil yang dinamis, dan cara hidup demokratis.
Lin juga mencatat bahwa kebijakan "New Southbound" Taiwan, yang diperkenalkan oleh mantan Presiden Tsai Ing-wen pada tahun 2016, telah mencapai banyak prestasi bersejarah. Dalam hal diversifikasi perdagangan, pada tahun 2022, investasi Taiwan ke negara-negara mitra "New Southbound" untuk pertama kalinya melebihi investasi ke Tiongkok, dan terus meningkat pada tahun 2023.
Selain jumlah mahasiswa asing dari negara-negara mitra New Southbond meningkat pesat, setiap tahun, ratusan pemimpin politik dari kawasan Indo-Pasifik juga mengunjungi Taiwan untuk berpartisipasi dalam "Forum Yushan". Negara-negara dengan ideologi yang sama juga sering memberikan dukungan dan ucapan selamat kepada Taiwan, terutama terkait dengan hasil pemilihan, yang menunjukkan pengakuan dan penghargaan terhadap Taiwan.
(foto: MOFA)
Taiwan Umumkan Rencana untuk Menarik 25.000 Siswa Asing untuk Belajar, Tinggal, serta Bekerja di Taiwan.
Seiring dengan terus menurunnya tingkat kelahiran di Taiwan, Kementerian Ekonomi (MOEA) mengatakan bahwa mereka akan merekrut siswa internasional untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di industri. Dewan Pengembangan Nasional memperkirakan bahwa kesenjangan pasar tenaga kerja di Taiwan akan mencapai sekitar 350.000 orang pada tahun 2028 dan 480.000 orang pada tahun 2030.
Kementerian Ekonomi mengatakan bahwa pada bulan Agustus, lebih dari 1.000 dari sekitar 24.000 perusahaan menyatakan permintaan yang tinggi akan tenaga kerja asing, dilansir dari CNA. Setiap perusahaan membutuhkan sekitar 5.000 pekerja.
Namun, hanya sekitar 19.000 siswa internasional yang belajar di Taiwan setiap tahunnya. Tingkat retensi di antara para siswa tersebut adalah 47%, yang berarti kurang dari 10.000 siswa tetap tinggal untuk bekerja.
Dalam fase pertama rencana perekrutan tersebut, Kementerian ekonomi akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan untuk mencocokkan bakat dengan industri. Mereka akan memberikan pelatihan kepada para siswa saat mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja.
Dalam jangka menengah dan panjang, program ini akan menawarkan kursus bagi para siswa untuk memperoleh pengetahuan profesional. Kementerian mengatakan bahwa kursus-kursus tersebut akan memungkinkan para siswa memenuhi kebutuhan perusahaan dan industri yang terus berkembang.
Pemerintah juga akan memberikan tunjangan biaya kuliah. Perusahaan akan bertanggung jawab menyediakan tunjangan hidup kepada para siswa untuk mendukung pekerjaan mereka di Taiwan.
(foto: https://english.cw.com.tw/)
Fakta Unik tentang Museum Chimei
Terletak di Taman Metropolitan Tainan, perencanaan Museum Chimei memakan waktu lebih dari 30 tahun dan baru secara resmi dibuka untuk umum pada Tahun Baru 2015. Hingga Juni 2024, jumlah pengunjung telah mencapai jutaan, menjadikannya museum pribadi paling sering dikunjungi di Taiwan. Pendiri museum, Bapak Hsu Wen-Long, berharap Museum Chimei dapat menjadi tempat apresiasi seni yang "mudah dipahami dan dinikmati" oleh semua orang.
Bahkan saat masih berada di gedung lamanya di Distrik Rende, museum ini telah memilih untuk fokus pada koleksi dalam empat kategori: Seni Barat, Instrumen Musik, Sejarah Alam, dan Senjata. Museum Chimei paling terkenal karena koleksi biolanya yang mendunia. Museum ini pernah menjadi berita di CNN karena memiliki koleksi biola terbanyak dan paling lengkap di dunia, dan menjadi tempat populer untuk acara atau pertukaran internasional di kalangan pembuat biola global.
Sebagai museum pribadi yang paling merakyat, Plaza Air Mancur Apollo yang berada di pintu masuk kompleks ini merupakan replika skala penuh dari Air Mancur Apollo di Istana Versailles Prancis abad ke-17, lengkap dengan 12 patung dewa-dewi Olympus di kedua sisinya. Plaza ini dibuka sepanjang waktu untuk umum, menjadi ruang penyambutan bagi pengunjung dan area jalan-jalan bagi warga sekitar. Bahkan jika pengunjung tidak masuk ke dalam museum, mereka tetap dapat menikmati keindahan arsitektur klasik Barat yang paling indah di Taiwan.
(foto: Museum of The Worlds)
Keturunan Diaspora Indonesia dibeberapa Negara di dunia.
Wawancara dengan Davon Martono
Davon Martono adalah seorang mahasiswa asal Indonesia yang saat ini menempuh pendidikan di National Yang Ming Chiao Tung University, Hsinchu. Selain fokus pada studinya, ia juga aktif sebagai Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Hsinchu periode 2024-2025. Dalam wawancara kali ini, Davon akan berbagi informasi mengenai program-program yang akan dijalankannya, serta pengalamannya bersekolah di Taiwan!
By Linda, Cindy, Ipung Chandra, Aditya Nugraha, RtiKementerian Luar Negeri Taiwan Memperluas Skala "New Southbound Policy Elite Study Program" dengan 105 siswa dari 12 negara yang akan Dilatih di 5 Universitas Ternama di Taiwan.
Pada 13 September, Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung (林佳龍) memimpin upacara pembukaan bersama " New Southbound Policy Elite Study Program" bersama 5 universitas mitra. Lin menyatakan bahwa selama delapan tahun terakhir, kebijakan "New Southbound" telah mencapai prestasi bersejarah, dengan investasi Taiwan ke negara-negara mitra "New Southbound" melebihi investasi ke Tiongkok, dan jumlah mahasiswa internasional dari negara “New Southbond” yang datang ke Taiwan juga meningkat dua kali lipat, mencakup lebih dari 60% dari total mahasiswa asing.
Kementerian Luar Negeri akan terus mempromosikan program "Digital New Southbound” dan memanfaatkan lima industri unggulan Taiwan untuk memperkuat kerjasama dengan negara-negara di sekitarnya.
Upacara pembukaan ini juga dihadiri oleh perwakilan serta diplomat dari negara-negara "New Southbound" seperti Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Selandia Baru, serta perwakilan dari Kantor Negosiasi Ekonomi dan Perdagangan Yuan Eksekutif Yuan, Zhang Yu-lin (張煜霖); Rektor Universitas Sains dan Teknologi Pingtung (NPUST), Zhang Jin-long (張金龍); Wakil Rektor Universitas Nasional Chung Hsing (NCHU), Zhang Zhao-qin (張照勤); Wakil Rektor Universitas Kedokteran Taipei (TMU), Zhang Shu-ying (張淑英); Wakil Rektor Universitas Teknologi Taipei (NTUT) Yang Chong-guang (楊重光); serta Wakil Rektor Universitas Nasional Quemoy (NQU), Hong Ji-hui (洪集輝). Mereka bersama-sama menyambut siswa yang berpartisipasi dalam " New Southbound Policy Elite Study Program" yang berlangsung selama 5 bulan.
Lin Chia-lung menjelaskan bahwa program pelatihan mahasiswa "New Southbound" bertujuan untuk melatih talenta unggul. Sejak dimulai pada tahun 2022, program ini telah bekerja sama dengan empat universitas terkemuka, yaitu NPUST, TMU, NTUT, dan NQU, dan telah melatih 117 talenta.
Tahun ini, dengan bergabungnya Universitas Chung Hsing (NCHU), lima universitas akan bersama-sama merancang kursus selama lima bulan untuk 105 peserta dari 12 negara. Kursus ini mencakup lima bidang profesional utama: medis dan biomedis, semikonduktor, pertanian pintar, hubungan lintas selat, dan tata kelola perubahan iklim. Hal menunjukkan bahwa Taiwan siap merespons isu-isu yang menjadi perhatian ASEAN dan sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan PBB.
Lin Chia-lung menambahkan bahwa 12 negara yang berpartisipasi tahun ini termasuk Australia, Kamboja, Indonesia, India, Malaysia, Myanmar, Nepal, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Melalui kursus profesional, kursus bahasa Mandarin, dan kegiatan budaya, siswa akan lebih memahami penghargaan Taiwan terhadap kebebasan, masyarakat sipil yang dinamis, dan cara hidup demokratis.
Lin juga mencatat bahwa kebijakan "New Southbound" Taiwan, yang diperkenalkan oleh mantan Presiden Tsai Ing-wen pada tahun 2016, telah mencapai banyak prestasi bersejarah. Dalam hal diversifikasi perdagangan, pada tahun 2022, investasi Taiwan ke negara-negara mitra "New Southbound" untuk pertama kalinya melebihi investasi ke Tiongkok, dan terus meningkat pada tahun 2023.
Selain jumlah mahasiswa asing dari negara-negara mitra New Southbond meningkat pesat, setiap tahun, ratusan pemimpin politik dari kawasan Indo-Pasifik juga mengunjungi Taiwan untuk berpartisipasi dalam "Forum Yushan". Negara-negara dengan ideologi yang sama juga sering memberikan dukungan dan ucapan selamat kepada Taiwan, terutama terkait dengan hasil pemilihan, yang menunjukkan pengakuan dan penghargaan terhadap Taiwan.
(foto: MOFA)
Taiwan Umumkan Rencana untuk Menarik 25.000 Siswa Asing untuk Belajar, Tinggal, serta Bekerja di Taiwan.
Seiring dengan terus menurunnya tingkat kelahiran di Taiwan, Kementerian Ekonomi (MOEA) mengatakan bahwa mereka akan merekrut siswa internasional untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di industri. Dewan Pengembangan Nasional memperkirakan bahwa kesenjangan pasar tenaga kerja di Taiwan akan mencapai sekitar 350.000 orang pada tahun 2028 dan 480.000 orang pada tahun 2030.
Kementerian Ekonomi mengatakan bahwa pada bulan Agustus, lebih dari 1.000 dari sekitar 24.000 perusahaan menyatakan permintaan yang tinggi akan tenaga kerja asing, dilansir dari CNA. Setiap perusahaan membutuhkan sekitar 5.000 pekerja.
Namun, hanya sekitar 19.000 siswa internasional yang belajar di Taiwan setiap tahunnya. Tingkat retensi di antara para siswa tersebut adalah 47%, yang berarti kurang dari 10.000 siswa tetap tinggal untuk bekerja.
Dalam fase pertama rencana perekrutan tersebut, Kementerian ekonomi akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan untuk mencocokkan bakat dengan industri. Mereka akan memberikan pelatihan kepada para siswa saat mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja.
Dalam jangka menengah dan panjang, program ini akan menawarkan kursus bagi para siswa untuk memperoleh pengetahuan profesional. Kementerian mengatakan bahwa kursus-kursus tersebut akan memungkinkan para siswa memenuhi kebutuhan perusahaan dan industri yang terus berkembang.
Pemerintah juga akan memberikan tunjangan biaya kuliah. Perusahaan akan bertanggung jawab menyediakan tunjangan hidup kepada para siswa untuk mendukung pekerjaan mereka di Taiwan.
(foto: https://english.cw.com.tw/)
Fakta Unik tentang Museum Chimei
Terletak di Taman Metropolitan Tainan, perencanaan Museum Chimei memakan waktu lebih dari 30 tahun dan baru secara resmi dibuka untuk umum pada Tahun Baru 2015. Hingga Juni 2024, jumlah pengunjung telah mencapai jutaan, menjadikannya museum pribadi paling sering dikunjungi di Taiwan. Pendiri museum, Bapak Hsu Wen-Long, berharap Museum Chimei dapat menjadi tempat apresiasi seni yang "mudah dipahami dan dinikmati" oleh semua orang.
Bahkan saat masih berada di gedung lamanya di Distrik Rende, museum ini telah memilih untuk fokus pada koleksi dalam empat kategori: Seni Barat, Instrumen Musik, Sejarah Alam, dan Senjata. Museum Chimei paling terkenal karena koleksi biolanya yang mendunia. Museum ini pernah menjadi berita di CNN karena memiliki koleksi biola terbanyak dan paling lengkap di dunia, dan menjadi tempat populer untuk acara atau pertukaran internasional di kalangan pembuat biola global.
Sebagai museum pribadi yang paling merakyat, Plaza Air Mancur Apollo yang berada di pintu masuk kompleks ini merupakan replika skala penuh dari Air Mancur Apollo di Istana Versailles Prancis abad ke-17, lengkap dengan 12 patung dewa-dewi Olympus di kedua sisinya. Plaza ini dibuka sepanjang waktu untuk umum, menjadi ruang penyambutan bagi pengunjung dan area jalan-jalan bagi warga sekitar. Bahkan jika pengunjung tidak masuk ke dalam museum, mereka tetap dapat menikmati keindahan arsitektur klasik Barat yang paling indah di Taiwan.
(foto: Museum of The Worlds)
Keturunan Diaspora Indonesia dibeberapa Negara di dunia.
Wawancara dengan Davon Martono
Davon Martono adalah seorang mahasiswa asal Indonesia yang saat ini menempuh pendidikan di National Yang Ming Chiao Tung University, Hsinchu. Selain fokus pada studinya, ia juga aktif sebagai Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Hsinchu periode 2024-2025. Dalam wawancara kali ini, Davon akan berbagi informasi mengenai program-program yang akan dijalankannya, serta pengalamannya bersekolah di Taiwan!