Paulus mendengar tentang dosa percabulan yang begitu rupa yang terjadi di tengah jemaat. Sayangnya, sebagai pendosa bukannya menyesal dan berduka akan kesalahan yang diperbuatnya, malahan mereka menutupi perilakunya dengan kesombongan. Paulus menggambarkan kemegahan diri bagaikan ragi yang walaupun hanya sejumput saja namun mampu mengubah seluruh adonan roti. Begitu juga dengan perilaku sombong atau dosa-dosa “kecil”, yang lambat laun namun pasti, mampu mengubah keseluruhan diri manusia jika terus dipelihara. Buanglah ragi atau pola hidup lama itu supaya kita bisa menjadi manusia (adonan) yang baru. Oleh karena Kristus, kita menjadi manusia yang tak beragi. Ragi yang lama adalah keburukan dan kejahatan sedangkan roti tak beragi adalah kemurnian dan kebenaran (ayat 8).