Rasul Paulus sering mengingatkan tentang kemerdekaan atau kebebasan manusia di dalam Kristus. Kiranya jemaat hidup bukan dalam roh ketakutan, yang semata menjadi hamba yang hanya taat segala aturan keagamaan dan kebiasaan lama yang mengekang kaum relijius. Menjalankan kewajiban agama tetapi dengan hati terpaksa dan tanpa kasih akan Allah dan sesama. Kemerdekaan bukan berarti hidup seturut hawa nafsu yang membinasakan. Sang rasul kembali mengingatkan tentang adanya aturan moral fundamental, yang selalu valid sepanjang waktu- kapanpun dan dimanapun terutama saat seseorang telah memahami Injil dan melalui era kematangan spiritualitas. Ayat 3 menegaskan bahwa kehendak Allah bagi kita adalah kekudusan umatnya dan bukan hidup yang menuruti hawa nafsu semata.