
Sign up to save your podcasts
Or
Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada 29 Mei 1773. Masjid ini merupakan simbol harmonisasi sisi kebudayaan khas Kerajaan Yogya yang sarat perjalanan sejarah dengan religiusitas masyarakat.
Selain sebagai sarana beribadah bagi keluarga raja dan rakyat, masjid yang juga dikenal sebagai Masjid Raya Daerah Istimewa Yogyakarta ini dibangun sebagai kelengkapan Kerajaan Islam Ngayogyakarta Hadiningrat.
Secara keseluruhan, penataan serta detail bangunan Masjid Gedhe Kauman ini sangat mencirikan budaya Jawa Islam. Ciri ini tampak dari atap masjid yang menggunakan pola susun tiga gaya tradisional Jawa bernama Tajug LambingTeplok. Pola ini bermakna tiga tahapan pencapaian kesempurnaan hidup manusia, yaitu hakikat, syariat, dan ma’rifat.
Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada 29 Mei 1773. Masjid ini merupakan simbol harmonisasi sisi kebudayaan khas Kerajaan Yogya yang sarat perjalanan sejarah dengan religiusitas masyarakat.
Selain sebagai sarana beribadah bagi keluarga raja dan rakyat, masjid yang juga dikenal sebagai Masjid Raya Daerah Istimewa Yogyakarta ini dibangun sebagai kelengkapan Kerajaan Islam Ngayogyakarta Hadiningrat.
Secara keseluruhan, penataan serta detail bangunan Masjid Gedhe Kauman ini sangat mencirikan budaya Jawa Islam. Ciri ini tampak dari atap masjid yang menggunakan pola susun tiga gaya tradisional Jawa bernama Tajug LambingTeplok. Pola ini bermakna tiga tahapan pencapaian kesempurnaan hidup manusia, yaitu hakikat, syariat, dan ma’rifat.