Pada akhir suratnya yang pertama, Rasul Paulus menyebutkan keinginannya untuk mengunjungi jemaat di Korintus. Namun akhirnya, hal ini tak bisa ia lakukan dan ketidakhadirannya menyebabkan kekecewaan yang sulit diterima oleh beberapa orang. Beberapa umat Yahudi, yang baru mulai percaya Kristus, kelompok yang selalu dihadapi Paulus, berusaha meremehkan otoritas sang rasul dan bahkan ada beberapa yang melawannya secara terbuka. Hal ini mendukakan Paulus dan ia merespon dalam suratnya “yang ditulis dalam linangan air mata” (2:4), dimana ia menghendaki komunitas jemaat yang patuh. Titus adalah salah satu asisten terbaik sang rasul yang membawakan pesan dan menyelesaikan misinya. Isi dari surat ini adalah perasaan Paulus terhadap jemaat Korintus dan tentang penderitaannya karena kurangnya pengertian dari jemaat. Paulus tak mampu berbicara tentang dirinya tanpa berbicara tentang Kristus. Paulus gelisah mengharap pengertian dan kasih para jemaat dan saat yang bersamaan ia begitu diliputi kasih Kristus. Oleh karenanya, ia tak bisa melepaskan diri untuk bersaksi akan imannya yang sangat dalam saat ia membela dirinya. Dan, sang rasul menulis evangelisasi yang begitu indah dalam pembelaannya termasuk menjelaskan apa artinya menjadi rasul Kristus.