Bab ini menggambarkan secara tak langsung bagaimana Paulus dibentuk menjadi manusia baru. Di dalam sebuah kontemplasi, bukanlah manusia yang menemukan Allah atau kita yang menciptakan keheningan. Tuhanlah yang menunjukkan kehadiranNya di dalam diri kita dan melahirkan respon dari apa yang kita lakukan. Kontemplasi adalah karunia Allah, cara mengenalNya, mau dibimbing, diubah oleh Dia. Transformasi ini mengarah pada muara yang sama yaitu: individu tersebut bukan lagi milik dirinya sendiri. Allah telah mengambil kebebasan kita (Jer 1:5). Rasul Paulus adalah seorang kontemplatif besar. Ekstasi atau kegembiraannya yang melimpah berkaitan dengan awal kehidupannya sebagai seorang kristiani, saat ia ditemui oleh Yesus yang bangkit (Kis 22:6, 17).