Beberapa pengkhotbah yang berargumen melawan Paulus akan menunjukkan surat rekomendasi dari sebuah komunitas tertentu. Namun, Paulus mengandalkan otoritas pribadi yang tak berhutang dan tergantung pada siapapun. Kristus sendiri yang menjadikannya seorang rasul. Hanya mengajarkan “hukum” seperti yang diajarkan oleh para imam Yahudi tak akan membantu hidup manusia karena para imampun adalah orang berdosa yang pantas mendapat hukuman karena ketidaktaatan pada ‘the Law’. Namun, Paulus membawa orang percaya kepada kehidupan komunikasi dengan Kristus dan Roh-Nya, sehingga merekapun juga bisa berbagi dalam kebangkitan-Nya. Paulus juga menggaris bawahi kebutaan bangsa Yahudi yang tak mengenali Kristus sebagai penyelamat terjanji. Hendaknya keseluruhan sejarah bangsa terpilih dipahami sebagai misteri kematian dan kebangkitan. Musa perlu menyelubungi wajahnya yang berkilau setelah berhadapan muka dengan Allah. Saat selubung harus dikenakan dalam perjumpaan dengan Allah, maka Allah belum sepenuhnya mengekspresikan dirinya. Untuk memasuki Perjanjian Baru, bangsa terpilih harus menerima Kristus tanpa mengandalkan keutamaan yang mereka miliki, dan menjadi para murid bersama bangsa-bangsa lain di dunia. Tuhan adalah Roh. Dan, melalui roh Tuhanlah, kita bisa mengenal diri kita, sebagai manusia merdeka, dan berlaku dihadapan Tuhan sebagai anak-anakNya.