
Sign up to save your podcasts
Or
Pada awalnya Buddha mengajarkan para rahib laki-laki untuk tidak berbicara atau diam saat sedang menerima derma makanan, namun tidak halnya para pertapa dari aliran lainnya, mereka akan mengucapkan kata-kata yang penuh berkah kepada para penderma. Hal ini kemudian jadi perbincangan publik sehingga Buddha kemudian menetapkan bahwa para rahib laki-laki boleh mengucapkan kata-kata penuh berkah setelah menerima dana makanan. Hal ini tentu diprotes oleh para pertapa lainnya. Bagaimana cara Buddha menghadapi mereka?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 258-269 dari Kelompok Stanza tentang Orang yang Adil (Dhammatthavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
5
22 ratings
Pada awalnya Buddha mengajarkan para rahib laki-laki untuk tidak berbicara atau diam saat sedang menerima derma makanan, namun tidak halnya para pertapa dari aliran lainnya, mereka akan mengucapkan kata-kata yang penuh berkah kepada para penderma. Hal ini kemudian jadi perbincangan publik sehingga Buddha kemudian menetapkan bahwa para rahib laki-laki boleh mengucapkan kata-kata penuh berkah setelah menerima dana makanan. Hal ini tentu diprotes oleh para pertapa lainnya. Bagaimana cara Buddha menghadapi mereka?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 258-269 dari Kelompok Stanza tentang Orang yang Adil (Dhammatthavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).