
Sign up to save your podcasts
Or


Dalam bayangan pohon Kalpa, di bawah pancaran sinar mata hari di pinggiran sungai kecil berair deras, di lingkaran rimbunan hutan dan belukar, tak jauh dari Padepokan Giri Amparan Jati, di lereng Gunung Sembung, tlatah nagari Caruban, San Ali, putera Ki Danusela sang Kuwu Caruban, menuntut ilmu agama bersama sahabat-sahabatnya di bawah asuhan Syaikh Datuk Kahfi. Laksana permata manikam memancarkan gemerlap keindahan, begitulah San Ali menjadi perhiasan padepokan karena kecerdasan, ketekunan, semangat, kesetiaan, dan kecintaannya yang tulus.
By silattauhid malangDalam bayangan pohon Kalpa, di bawah pancaran sinar mata hari di pinggiran sungai kecil berair deras, di lingkaran rimbunan hutan dan belukar, tak jauh dari Padepokan Giri Amparan Jati, di lereng Gunung Sembung, tlatah nagari Caruban, San Ali, putera Ki Danusela sang Kuwu Caruban, menuntut ilmu agama bersama sahabat-sahabatnya di bawah asuhan Syaikh Datuk Kahfi. Laksana permata manikam memancarkan gemerlap keindahan, begitulah San Ali menjadi perhiasan padepokan karena kecerdasan, ketekunan, semangat, kesetiaan, dan kecintaannya yang tulus.