Cerita Hijan

Slow living merupakan konsep hidup yang mengutamakan kesadaran penuh atau mindfullness dalam menjalani hari. Hidup dekat dengan alam dan jauh dari hingar bingar perkotaan seringkali dikaitkan dengan konsep hidup slow living. Banyak manfaat dari slow living yang bisa kita rasakan.

Hal kecil yang bisa merubah hidup atau istilah lainnya adalah hal kecil berdampak besar terkadang menjadi sesuatu yang sering dilupakan karena kita merasa hal tersebut terlalu sederhana sehingga kita berpikir hal-hal itu tidak akan bisa merubah kehidupan kita. Pemikiran tentang hidup yang rumit malah seringkali membuat kita lupa bahwa ternyata hidup itu sederhana. Hidup sederhana adalah kunci dari hidup minim stress.

Bagaimana cara menyederhanakan hidup? Kita sering mendengar bahwa hidup itu simple jangan dibuat rumit, namun untuk hidup sederhana, hidup minimalis bukanlah hal yang sangat mudah, kita perlu melatih diri kita agar bisa menjalani hidup minimalis, hidup simple, dengan melatih diri kita, kita akan bisa menjalani hidup yang minim stress.

Kenapa harus FOMO? Kenapa harus takut ketinggalan?

Untuk mengatasi FOMO kita perlu belajar tentang kesadaran dan bila perlu mencoba mempraktikkan hidup minimalis dan slow living.

Hidup minimalis atau hidup sederhana selalu berkaitan dengan kesadaran diri atau mindfulness. Sama halnya dengan konsep hidup slow living yang mengutamakan kesadaran diri atau mindfullness, hidup minimalis menuntut kita untuk bertanya tentang alasan keinginan memiliki atau mencapai sesuatu, apakah benar-benar yang kita butuhkan serta mendatangkan kebahagiaan atau hanya sekedar FOMO (Fear of Missing Out) / takut ketinggalan. Semua keputusan yang diambil harus berdasarkan pada kesadaran diri secara penuh, tidak buru-buru.

Untuk mengobati luka, seseorang harus tahu bahwa dia sedang terluka dan tidak baik-baik saja

Kita tidak pernah benar-benar kehilangan, karena kita tidak pernah menjadi pemilik. Kita hanya dibiarkan "seolah-olah memiliki", jadi jangan terlampau percaya diri.

Sekedar tulisan dariku yang belum usai

Bisakah kita nikmati momen sekarang tanpa harus memburu-buru takdir? Atau pun takut terhadap masa depan?

Di dunia ini tidak ada yang benar-benar sempurna. Apa yang harus dikejar? Kebahagiaan itu diciptakan, bukan dicari.

Sadar atau tidak, semakin bertambah usia, manusia menjadi semakin penakut pada segala hal.