
Sign up to save your podcasts
Or
Chalik Hamid pernah mernuliskan sebuah puisi berjudul “Kuburan Kami Ada Dimana-mana.” Puisi ini menggambarkan para eksil yang tidak bisa kembali ke tanah airnya karena diasingkan. Selain puisi, kini sebuah film dokumenter karya Lola Amaria juga ikut mennguncangkan hati para penontonnya. Film dokumenter tersebut berjudul “Eksil” yang menarasikan 10 kisah para eksil yang diasingkan di luar negeri dan tidak bisa pulang karena catatan mereka dengan Partai Komunis Indonesia. Film ini juga berhasil menarasikan trauma, rasa sakit, dan kisah kelam para eksil secara eksklusif.
Di episode The Maroon’s Memory Lane kali ini, para pendengar akan diajak untuk menggali lebih dalam film dokumenter “Eksil,” khususnya dari segi kesejarahan.
Chalik Hamid pernah mernuliskan sebuah puisi berjudul “Kuburan Kami Ada Dimana-mana.” Puisi ini menggambarkan para eksil yang tidak bisa kembali ke tanah airnya karena diasingkan. Selain puisi, kini sebuah film dokumenter karya Lola Amaria juga ikut mennguncangkan hati para penontonnya. Film dokumenter tersebut berjudul “Eksil” yang menarasikan 10 kisah para eksil yang diasingkan di luar negeri dan tidak bisa pulang karena catatan mereka dengan Partai Komunis Indonesia. Film ini juga berhasil menarasikan trauma, rasa sakit, dan kisah kelam para eksil secara eksklusif.
Di episode The Maroon’s Memory Lane kali ini, para pendengar akan diajak untuk menggali lebih dalam film dokumenter “Eksil,” khususnya dari segi kesejarahan.