Rasul Paulus terus mengulang peringatan bahwa tidaklah cukup hanya menghindari apa yang terlarang. Ia juga mengajak jemaat untuk menemukan sikap merdeka dan terbuka bahwa Allah berbicara kepadanya dengan ribuan cara melalui orang-orang lain. Kitapun mengalaminya setiap hari melalui hal-hal baik, mulia, dan benar yang terjadi dalam hidup. Mari menerima kebajikan, dimanapun kita berada dan menemukannya, bahkan mungkin di tengah dunia dan orang yang tidak percaya. Nasihat-nasihat terakhir Paulus disampaikan bagi jemaat untuk senantiasa bersuka-cita dalam Tuhan. Sepantasnyalah kita bersuka-cita karena permasalahan terbesar tentang keselamatan jiwa telah kita peroleh dalam Kristus. Akhirnya, Paulus menasihati tentang kuatnya pikiran manusia. Maka pikirkanlah semua yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, semua kebajikan, dan semua yang patut dipuji. Setelah berpikir dan mempelajari dari sang rasul, kemudian lakukanlah itu dalam hidup nyata. Niscaya, Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kita semua (9).