Sebagian besar jemaat Galatia adalah keturunan bangsa Yahudi. Ayat 3 menggambarkan bagaimana mereka telah mulai percaya dengan Yesus dan kuasa Roh Kudus. Namun kemudian mereka mulai berbalik kepada ritual keagamaan, yang meskipun awalnya berasal dari Allah (PL), tetapi sebagian besar berhenti pada taraf pengalaman ‘kedagingan’ manusia. Kelompok yang membuat jemaat ragu adalah perkataan: engkau memang milik Kristus, tetapi Yesus adalah keturunan bangsa Yahudi, keturunan Abraham. Jadi, lakukanlah ritual bangsa ini, sehingga bersama Yesus, engkau akan menjadi anak-anak Abraham. Paulus menjawab bahwa seseorang adalah keturunan Abraham atau anak Allah bukanlah karena ras mereka (Roma 4). Prasangka seperti inipun masih terjadi sampai sekarang. Ada yang mengira bahwa kita adalah jemaat Kristiani karena telah dibabtis saat bayi. Namun, mereka lupa bahwa pembabtisan tanpa iman adalah sia-sia. Paulus mengkritik jemaat Yahudi yang begitu tekun mengawasi “Hukum dan Tradisi” namun lupa untuk membuka hatinya bagi undangan kasih Allah secara sukarela.