Banyak cerita inspiratif di sekeliling kita yang menegasikan tentang orang kampung bau lisung jucung jadi pangagung. Menjadi Presiden, pejabat teras suatu perusahan dan atau menjadi pejabat di lembaga pemerintahan.
Menjadi inspiratif karena kampung/Desa sering di tafsirkan sebagai satu daerah dengan segala keterbatasan. Terbatas dari segala pasilitas yang mendukung warganya untuk hidup berkemajuan. Pendidikan Agamalah yang menguatkan warga Desa agar bisa menjalankan kehidupan sehari-harinya dengan penuh kebersahajaaan. Tak salah peribahasa orang Tua dulu yang mengatakan bahwa, “ Lembur mah pabinihan Agama”.
Kalau ditarik pada era tahun 60-an dimana terjadi Polemik Kebudayaan, fungsi Lembur atau Pedesaan adalah objek dari strategi pengembangan pendidikan agama ( Pondok Pesantren) yang dilarang berkemang di perkotaan, yang padahal menurut Dr Soetomo Pesantren adalah satu-satunya corak asli produk pendidikan khas bumi putera yang harus di seret ke kota dalam pengembangannya, Maka wajar kalau banyak peribahasa yang muncul dan menjadi proto type orang kampung mah kuuleun dan tidak modern.
Bagi sebagian tokoh anak bangsa Keterbatasan tidak menjadi alasan untuk bangkit, bahkaan semangat juang begitu tinggi ketika hidup dibawah tekanan.
Seperti Sosok inspiratif kali ini seoraang tokoh yang lahir di suatu kaampung Tasik pelosok yang menjadi pejabat nomor satu di intsansi PT KAI.
Kang Haji Dadan Rudiansyah
Host :
Soni Bebek @sonibebek
Narasumber :
H. Dadan Rudiansyah ( Dierektur Bisnis PT KAI @Kereta Api Kita )