Kisah masa remaja bapak -yang kala itu sudah menikah pada usia belasan tahun, bersama adik dan keponakannya bekerja nge-DOCK perahu bapaknya di sebuah tempat yang tidak biasa. Suatu tempat yang memang sudah diketahui banyak orang merupakan tempat angker dan wingit.

Untuk menuju pesisir pantai tempat mereka docking tengah malam itu harus melalui lorong panjang yang diapit bangunan belanda tua dan gudang pengolahan ikan. Masyarakat menyebutnya Lompongan Ciut.

Mereka yang sedang membersihkan lambung perahu ditengah malam dikerjain "seseorang" yang bukanlah manusia.

PENASARAN. Mencoba menelusur setiap lokasi dalam episode "Menutup Lobang Pocong". Saya sangat penasaran dengan lokasi pasar, jembatan dan sungai, sumur umum dan gubug tempat mereka nongkrong.

Sekolahan saya saat SD yang berbagi halaman dengan area pemakaman, diawasi ketat untuk menjaga adab saat di pemakaman. Kami tidak boleh sembarang bertindak di area itu. Satu kawan kami pernah kencing di sana, seminggu sakit (T*t*tnya bengkak) konon katanya dislepet setan.

Bahkan satu kampung desa sebelah (kampung sahabat masa SMP saya : Sumargi) malah menjadikan satu area makam kuno menjadi arena bermain setiap malam.

tidak ada horrornya dalam episode ini, hanya ulasan yang memperkenalkan kampung nelayan tahun 1985 beserta kebiasaan masyarakatnya saja.

Kisah absurd yang pernah diceritakan bapak pada masa kecilnya kepada saya. Permainan anak kampung masa jadul (1940-an) yang sangat tidak masuk diakal.

Saya pernah cross check ke semua pelaku dalam kisah ini -kawan masa kecil bapak saya, namun saya justru ditertawakan. Namun anehnya mereka malah menceritakan kembali kisah iyu kepada saya. Sungguh saya tidak percaya dengan kisah mereka, namun sangat menarik untuk didengarkan ceritanya.

Yang membuat menarik bagi saya adalah, setting kisah mereka -menurut sudut pandang saya- adalah area pemakaman yang berbagi halaman langsung dengan SD tempat saya belajar dahulu. Namun mereka sama sekali tidak mau mengakuinya.

Walau sudah telat, ini adalah kisah suasana Lebaran Idul Fitri yang telah dialami sahabat saya. Kisah yang berlatar belakang kepercayaan masyarakat nelayan di kampung kami, juga kebiasaan mereka yang sangat memegang tradisi untuk selalu merawat dan selalu me-ziarah-i makam keluarga mereka setiap Jum'at Legi (beberapa daerah secara umum pada Jum'at Kliwon).

Dalam episode ini juga memperkenalkan sosok Sumargi, sahabat saya sedari SMP sampai saat ini. Banyak sekali peristiwa yang pernah kami alami bersama dan bahkan dari Margi-lah saya menjadi tertarik dengan kisah-kisah mistis juga horror.

(Gemrenggeng Swara Tawon = Dengungan -luas dan besar- suara tawon)

Ini adalah sebuah prolog pembuka sesion 1 yang menerangkan bagaimana saya yang merupakan seorang penakut bisa menyukai kisah horror. Semua tidak terlepas dari kehidupan masa kecil saya sampai remaja di sebiah desa terpencil di pesisir utara pulau Jawa (Timur) dengan masyarakat yang tumbuh subur kisah mitos-mitos mistik ataupun beberapa legenda yang (konon0 pernah terjadi di masyarakat sana.

Walaupun begitu, beberapa kisah mitos atau legenda yang terjadi di desa saya ketika itu -saya pernah menyaksikan sendiri beberapa kejadian diantaranya.

Sebuah kampung masyarakat pesisir, yang nantinya anda juga akan mendapati beberapa kisah kehidupan nelayan yang ada di sana.

Dan sebelum lanjut mengikuti kisah ini saya sampaikan, minal aidin wal faidzin....mohon maaf lahir bathin

Ini adalah pengalaman pertama kali saya melihat pocong, saat usia kelas 1 SD. Pengalaman ini saya dapat ketika tengah malam melintas di tengah area pemakaman bersama bapak dan ibu saya.