Sebuah episode yang amat tidak jelas dari Fajri dan Annisa. Dari mulai menyinggung politik sampai dengan pendidikan. Episode ini lebih seperti arsip bagi Fajri dan Annisa. Melalui episode ini juga, Annisa menyadari bahwa Fajri jauh lebih wise dan mature daripada ia yang seperti anak muda Jakarta dengan emosi yang meletup-letup.

Annisa dan Fajri sedang sibuk! Mereka belum sempat untuk ngobrol-ngobrol lagi di podcast. Di episode ini, Annisa membacakan tulisan lamanya. Agak kaku, memang. Biarlah, biar ia semangat menulis lagi.

Monolog bisa menjadi salah satu sarana melepaskan perasaan-perasaan negatif akibat realita yang tidak sesuai dengan rencana. Inilah sarana Fajri saat ini.

Di Episode ketiga, Annisa dan Fajri ngobrolin tentang pendidikan Sejarah. Tentu, kali ini Annisa berperan sebagai host yang sering gagal fokus dan Fajri sebagai narasumber sebab predikat mantan mahasiswa pendidikan Sejarah yang melekat padanya.

Annisa dan Fajri kali ini ngobrolin tentang pekerjaan masing-masing. Agak nggak jelas sih, tapi yasudahlah.

Annisa dan Fajri akhirnya memutuskan untuk menindaklanjuti niat mereka membuat podcast. Meski mengaku lebih banyak introversi ketimbang ekstroversinya, mengobrol banyak topik adalah hal yang biasa kedua orang ini lakukan.