
Sign up to save your podcasts
Or


Inilah wahyu ketiga itu turun, surat al Mudatstsir yang dengannya kita campakkan kemul itu dengan dasar shalat sebagai sumber kekuatan untuk mampu berandzir, yang kemudian istilah ini berkembang menjadi dakwah. Seorang pengandzir atau pendakwah harus ada enam poin didalam dirinya. Yaitu pertama, ”Qum” shalat sebagai satu-satunya memupuk kekuatan. Kedua, “besarkan nama Allah” artinya membesarkan bahwa mauNya Allah adalah utama dan harus diwujudkan. Ketiga, “pakaianmu bersihkan!”, satu konsep berpenampilan bersih dalam andzir sebagai pancaran kebersihan agama Allah. Keempat, “maka perbuatan buruk, tinggalkanlah!” Bukankah ini pancaran dari kebersihan, tak sedikitpun keburukan boleh menempel di dalam diri dan jiwa kita, sebab kemurnian agama Allah lah yang sebagai cerminan. Kelima, “dan janganlah berangan-angan yang berlebihan”, suatu hal yang harus kita buang tentang angan-angan dalam memenuhi target dakwah ini. Allah yang punya konsep maka Allah yang punya cara. Keenam, “Dan untuk (memenuhi) perintah Rabbbmu, maka bersabarlah!”, suatu modal yang mutlak dari dalam diri, sabar yang harus dibangun di awal sebab dengan sabar kesiapan dengan segala resiko dari tugas yang berat itu sampai jatuh bangunnya dalam memperjuangkan dakwah ini. inilah 6 poin penting yang mutlak harus dimiliki seseorang dengan perintah andzir yang menjadi poin penting dalam surat al Mudatsir.
Sedangkan hanya satu poin perintah yang ditujukan diluar yaitu andzir (memberi peringatan) kepada manusia yang lain yaitu dakwah... menyampaikan apa-apa yang dari Allah. Menyampaikan semua tentang perintah-perintah yang jelas dan terbuktikan. Didalamnya memuat tantangan dan resiko dalam pelaksanaannya. Ia sampaikan ayat-ayat Allah bukan yang lain. Rasulullah aktif mendatangi orang-orang bukan hanya menunggu dirumah dan beliau biayai dakwah ini bukan justru menerima upah dari dakwahnya. Beliau kesampingkan kepentingan diri dan keluarganya demi mendahulukan kepentingan dakwah ini Konsekuensi dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah tak luput mendapat cacian-makian dan hinaan dari lingkungan sekitarnya termasuk sebutan “gila” dari orang-orang yang didakwahinya. Ia hadapi dengan sabar yang memang harus ada di dalam diri sebagai bentuk ketundukpatuhannya beliau kepada ayat.
Itulah hal-hal yang beliau contohkan untuk memenangkan ayat. Inilah bukti, betapa hebatnya wahyu Allah merubah diri Rasulullah dari manusia biasa seperti kita menjadi manusia yang berwahyu. Manusia yang hanya berbuat karena wahyu. Setelah tahu isi dari surat al Mudatstsir ayat 1-7 maka bersegeralah mengambil sikap...
By lurus sajaInilah wahyu ketiga itu turun, surat al Mudatstsir yang dengannya kita campakkan kemul itu dengan dasar shalat sebagai sumber kekuatan untuk mampu berandzir, yang kemudian istilah ini berkembang menjadi dakwah. Seorang pengandzir atau pendakwah harus ada enam poin didalam dirinya. Yaitu pertama, ”Qum” shalat sebagai satu-satunya memupuk kekuatan. Kedua, “besarkan nama Allah” artinya membesarkan bahwa mauNya Allah adalah utama dan harus diwujudkan. Ketiga, “pakaianmu bersihkan!”, satu konsep berpenampilan bersih dalam andzir sebagai pancaran kebersihan agama Allah. Keempat, “maka perbuatan buruk, tinggalkanlah!” Bukankah ini pancaran dari kebersihan, tak sedikitpun keburukan boleh menempel di dalam diri dan jiwa kita, sebab kemurnian agama Allah lah yang sebagai cerminan. Kelima, “dan janganlah berangan-angan yang berlebihan”, suatu hal yang harus kita buang tentang angan-angan dalam memenuhi target dakwah ini. Allah yang punya konsep maka Allah yang punya cara. Keenam, “Dan untuk (memenuhi) perintah Rabbbmu, maka bersabarlah!”, suatu modal yang mutlak dari dalam diri, sabar yang harus dibangun di awal sebab dengan sabar kesiapan dengan segala resiko dari tugas yang berat itu sampai jatuh bangunnya dalam memperjuangkan dakwah ini. inilah 6 poin penting yang mutlak harus dimiliki seseorang dengan perintah andzir yang menjadi poin penting dalam surat al Mudatsir.
Sedangkan hanya satu poin perintah yang ditujukan diluar yaitu andzir (memberi peringatan) kepada manusia yang lain yaitu dakwah... menyampaikan apa-apa yang dari Allah. Menyampaikan semua tentang perintah-perintah yang jelas dan terbuktikan. Didalamnya memuat tantangan dan resiko dalam pelaksanaannya. Ia sampaikan ayat-ayat Allah bukan yang lain. Rasulullah aktif mendatangi orang-orang bukan hanya menunggu dirumah dan beliau biayai dakwah ini bukan justru menerima upah dari dakwahnya. Beliau kesampingkan kepentingan diri dan keluarganya demi mendahulukan kepentingan dakwah ini Konsekuensi dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah tak luput mendapat cacian-makian dan hinaan dari lingkungan sekitarnya termasuk sebutan “gila” dari orang-orang yang didakwahinya. Ia hadapi dengan sabar yang memang harus ada di dalam diri sebagai bentuk ketundukpatuhannya beliau kepada ayat.
Itulah hal-hal yang beliau contohkan untuk memenangkan ayat. Inilah bukti, betapa hebatnya wahyu Allah merubah diri Rasulullah dari manusia biasa seperti kita menjadi manusia yang berwahyu. Manusia yang hanya berbuat karena wahyu. Setelah tahu isi dari surat al Mudatstsir ayat 1-7 maka bersegeralah mengambil sikap...