Carilah dahulu perkara yang di atas, hal ini berhubungan dengan pembabtisan (2:12). Oleh karena Kristus meninggalkan dunia, demikian juga seharusnya dengan hidup kita. Selama ini apa yang mendasari pelayanan atau pekerjaan yang kita lakukan? Hal apa yang memotivasi kita untuk melakukan pekerjaan kalau bukan hal duniawi yang kasat mata ataukah kita sudah melakukan sebaliknya? Allah sendiri tahu kekayaan isi hati orang yang percaya, meskipun mungkin cahaya hidup umatNya pudar karena kekurangan dan kelemahan manusiawi. Namun, suatu saat nanti Allah akan menampakan kebaikan, “keagungannya” yang belum kita saksikan saat ini (Mt 25:31-46). Ayat 5 berbicara tentang ‘mematikan’ manusia lama, yang berarti menghancurkan sikap-sikap lama seperti egoisme, kejahatan, iri hati, kepercayaan diri yang berlebihan, karena dosa ada di balik semua itu. Menjadi manusia baru yang bebas dari beban ritual keagamaan bukan berarti menjadikan mata kita tertutup akan apa yang diperlukan untuk menjadi manusia dengan hidup baru. Bahkan lebih dari itu, kita diundang untuk berusaha tetap menjadi lebih benar dari ahli-ahli Taurat/ keagamaan (Matius 5:20 & 48).