Wawancara Pak Ahmad Munjid bersama Bhante Pannavaro Mahathera

Magha Puja commemorates a time when 1,250 enlightened monks, disciples of the historical Buddha, spontaneously came together to pay respect to the Buddha. This was significant because:

All the monks were arhats.

All the monks had been ordained by the Buddha.

The monks came together as if by chance, without any planning or prior appointment

It was the full moon day of Magha (the third lunar month).

When the monks were assembled, the Buddha delivered a sermon called the Ovada Patimokkha in which he asked the monks to do good, to abstain from bad action, and to purify the mind.

Hari raya Asadha dalam agama Buddha adalah hari untuk memperingati Khotbah Pertama Sang Buddha yang berisikan ajaran inti Beliau yaitu Empat Kebenaran Mulia. Dikatakan inti karena ajaran ini membawa seseorang untuk mencapai pembebasan dari segala bentuk derita, ajaran yang mengantarkan pada kebahagiaan tertinggi bagi mereka yang menembusnya. Video ini berisi makna mendalam mengenai ajaran ini, namun disampaikan dengan lebih sederhana oleh Y. M. Sri Pannyavaro Mahâthera, Sanghapamokkha Sangha Theravada Indonesia, sehingga memudahkan dimengerti oleh mereka yang mau memahami ajaran ini.

Pesan Trisuci Waisak 2564/2020

oleh

Bhante Sri Pannavaro Mahathera

Mewaspadai Keserakahan dan Kemarahan 🇮🇩| Bhante Uttamo

#Ceramah kali ini terinspirasi oleh ketakutan yang dirasakan oleh banyak orang berkaitan dengan peristiwa tanggal 4 Nopember 2016. Ashin Kheminda memberikan tips-tips untuk memahami serta mengatasi ketakutan yang muncul yang menghancurkan kedamaian dan kebahagiaan di hati. Ketakutan tidak pernah muncul sebagai akibat dari sesuatu yang kita alami di "saat ini." Ketakutan selalu muncul berkaitan dengan sesuatu yang tidak nyata. Dengan kata lain, ketakutan selalu muncul berkaitan dengan khayalan-khayalan yang kita ciptakan dan kita percaya pasti akan terjadi.

#AshinKheminda membagikan pengalamannya di masa lalu, pada saat beliau tinggal di hutan dan kuburan-kuburan di masa lalu. Pengalaman-pengalaman di masa-masa tersebut memberikan banyak kebijaksanaan untuk memahami ciri dan karakteristik dari ketakutan. Pada waktu itu, pada saat selesai bermeditasi, dengan batin yang masih sangat tajam dan jernih, beliau melihat bahwa ternyata beliau tidak pernah takut dengan ular. Beliau hanya takut terhadap hasil khayalan dari pikiran yang mengatakan bahwa ular tersebut adalah ular berbisa yang akan menggigit beliau. Ketakutan tersebut muncul pada saat pikiran yang tidak terlatih mencoba menjadi "dukun" yang meramalkan sesuatu yang buruk akan terjadi di masa depan atau di saat setelah saat ini!

Tetapi, pengalaman masa lalu mengajarkan bahwa sebagian besar dari apa yang kita khawatirkan akan terjadi ternyata tidak pernah terjadi. Kalau pun yang kita khawatirkan itu terjadi ternyata kita telah mampu mengatasinya. Dan,  apabila kesedihan dan penderitaan muncul pada saat yang kita takutkan terjadi maka kita tahu bahwa kesedihan itu pun hanyalah fenomena yang tidak kekal. Dengan semua pemahaman-pemahaman tersebut lalu kenapa kita harus mengorbankan ketenangan dan kedamaian kita? Ketakutan telah membunuh kita! Hidup bebas dari kekhawatiran dan ketakutan yang muncul berkaitan dengan masa depan membuat kita bisa lebih menikmati #kehidupan ini. Ketakutan adalah sisi gelap dari hati kita. Pada saat ketakutan muncul maka hati akan menjadi gelap gulita. Hati yang demikian akan sulit untuk bisa mengembangkan kedamaian, #cinta kasih, #kebijaksanaan dll yang merupakan sisi terang dari hati kita. Kegelapan dan cahaya tidak bisa eksis bersama-sama.

Di bagian akhir, Ashin Kheminda menguraikan pentingnya mengembangkan perhatian-penuh (sati) untuk melihat fenomena di saat ini. Perhatian-penuh terhadap gejolak hati akan meredam ketakutan dan pada akhirnya hati ini akan dipenuhi oleh #kedamaian dan kebahagiaan.

Selamat menikmati!

Materi kelas bisa di unduh disini: www.dhammavihari.or.id/abhidhamma

DBS juga menyediakan DVD ceramah Kelas Pariyatti oleh Ashin Kheminda.

Musibah, Wabah, Bencana dan semua permasalahan yang kita hadapi apakah merupakan suatu hukuman? seperti wabah corona yang sedang kita hadapi saat ini, mari kita simak ceramah Dhamma dari Bhante Sri Pannavaro Mahathera.

Saat ini dunia sedang dihebohkan oleh virus #corona yang dinamakan #Covid-19. Kericuhan juga sempat terjadi di beberapa tempat. Ketakutan san kekhawatiran merajalela. Mungkin saja ada yang meratapi mengapa hal buruk ini harus terjadi pada dirinya. Lalu bagaimana cara yang bijaksana dalam menghadapi wabah ini?

Maraknya virus corona membuat orang panik, khawatir dan ketakutan. Sikapi dengan waspada dan bijaksana.