Kita semua berharap segala yang baik untuk hidup kita. Kita juga berdoa dan berjuang untuk mencapainya. Tapi, yang terjadi malah seringkali di luar ekspektasi kita. Dan di momen itu, kita mulai mempertanyakan banyak hal. “Kalau Tuhan baik, kenapa ini harus terjadi?” “Kalau Tuhan sayang, kenapa Dia gak buka jalan buatku?” Mungkin kamu pernah sampai di titik itu—mempertanyakan keberadaan Tuhan. Atau bahkan merasa seperti Petrus yang hampir tenggelam. Ia melihat tangan Tuhan tapi tak bisa menggenggam-Nya. Namun, sebait lagu bisa menjadi pengingat bagi kita. “When you can’t trace His hand, trust His heart.” Proses yang Tuhan kasih memang tak selalu nyaman, tapi hati-Nya tertuju padamu. Lebih dari mewujudkan harapan kita, Dia terlebih rindu membentuk sesuatu yang lebih indah di dalam diri kita. Jadi, kalau hari ini kamu sedang lelah berharap atau putus asa, yuk berhenti sebentar... Dengarlah suara-Nya di Podcast ini. Tonton di Podcast KaMu: Ikut Prosesnya Tuhan GAK MUDAH, tapi Penuh ANUGERAH bersama Ev. Paula Mulyatan, hamba Tuhan dari Gereja Kristus Ketapang, Jakarta.

Boleh gak sih kita marah sama Tuhan? Sedari kecil kita diajar untuk selalu memuji Tuhan, termasuk dalam doa. Namun, ada momen-momen dalam hidup yang rasanya begitu berat. Jangankan memuji, untuk sekadar berdoa dan menghampiri Tuhan pun terasa sangat sulit. Terus, kita harus gimana? Apa jadinya kita kudu marah-marah gitu sama Tuhan? Tuhan tidak meninggalkan kita sendirian tanpa jawaban. Alkitab menunjukkan kita sosok pemazmur yang mencurahkan segala macam emosi kepada Tuhan: sukacita, tangisan, kemarahan, kesesakan, yang berasal dari lubuk hati terdalam. Dan Tuhan tidak menolak satu pun emosi itu. Dari keagungan dan kebesaran-Nya, Mazmur menunjukkan sisi Allah yang lembut, yang mengizinkan kita menangis atau marah di hadapan-Nya (Mazmur 56:9). Bagi Allah, tidak ada emosi yang tabu di hadapan-Nya. Yuk dengerin obrolan hangat yang mengupas tentang kejujuran hati di hadapan Tuhan bersama Pdt. Roni Samuel. Tonton di Podcast KaMu: Tuhan Kan Maha Tahu, Tapi Kok Masih Minta Kita Jujur? ---WarungSaTeKaMu adalah pelayanan bagi kaum muda dari Our Daily Bread Ministries. Sebagai lembaga pelayanan interdenominasi nirlaba, kami didukung oleh para audiens di Indonesia.Pelayanan ini bukan tentang kami sendiri. Kamu pun dapat ambil bagian untuk mendukung kami menjangkau lebih banyak orang di ranah digital Indonesia dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup. Subscribe channel kami: https://bit.ly/SubsWSKDukung kami: https://bit.ly/DukungWSK

Waktu kuliah banyak duduk. Pas kerja, kerjanya kantoran... duduk juga. Perjalanan pulang pergi naik motor atau bis, duduk juga. Beli makan? Pesen online aja deh! Tanpa kita sadari, banyak waktu dalam keseharian kita dihabiskan dengan minim bergerak. Bukan karena kita malas, tapi karena ritme dunia yang serba cepat dan sibuk. Gaya hidup inilah yang disebut sebagai Sedentary Lifestyle, yang diam-diam berkontribusi terhadap rusaknya tubuh kita: berat badan naik, risiko penyakit meningkat, tubuh terasa jompo, bahkan juga sisi mental kita bisa terdampak 😣 Tapi, ada kabar baik! Sedentary Lifestyle meskipun tampaknya sulit dihindari, tetapi bisa kita siasati. Yuk jelajahi lebih dalam topik tentang gaya hidup minim bergerak ini dari perspektif medis bersama dr. Lydia Tantoso, Sp.Pd, FINASIM, seorang anak Tuhan yang melayani sebagai dokter spesialis penyakit dalam.--WarungSaTeKaMu adalah pelayanan bagi kaum muda dari Our Daily Bread Ministries. Sebagai lembaga pelayanan interdenominasi nirlaba, kami didukung oleh para audiens di Indonesia.Pelayanan ini bukan tentang kami sendiri. Kamu pun dapat ambil bagian untuk mendukung kami menjangkau lebih banyak orang di ranah digital Indonesia dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup. Subscribe channel kami: https://bit.ly/SubsWSKDukung kami: https://bit.ly/DukungWSK

🤯BRAIN ROT! Istilah ini bukan sekadar kata-kata gaul yang muncul di internet, melainkan sebuah label untuk menggambarkan kondisi ketika otak kita terlalu sering dijejali konten-konten receh. Setiap hari kita scroll medsos. Niatan awalnya sih bagus: kita ingin rileks, santai. Tapi, kita jadi lupa waktu. Scroll terus, konsumsi hiburan terus sampai lama-lama kemampuan kita berpikir dengan dalam jadi tumpul. Akibatnya, otak kita seperti 'membusuk'. Kita sulit fokus, gampang terdistraksi.Bagaimana Alkitab dan dunia Psikologi memandang fenomena brain rot? Temukan jawabannya di Podcast KaMu bersama narasumber Dr. Herawati, S.T.P., M.Th. Beliau adalah seorang dosen psikologi dan konseling di STTRI dengan latar belakang keilmuan di bidang Teologia dan Psikologi. ---WarungSaTeKaMu adalah pelayanan bagi kaum muda dari Our Daily Bread Ministries. Sebagai lembaga pelayanan interdenominasi nirlaba, kami didukung oleh para audiens di Indonesia.Pelayanan ini bukan tentang kami sendiri. Kamu pun dapat ambil bagian untuk mendukung kami menjangkau lebih banyak orang di ranah digital Indonesia dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup. Subscribe channel kami: https://bit.ly/SubsWSKDukung kami: https://bit.ly/DukungWSK

Udah susun plan rapi, eh malah muter ke arah yang gak pernah kamu duga. Contohnya: cape-cape kuliah jurusan A, tapi kerjanya malah di Z. Plot twist! Kita sering mikir hidup ideal itu lurus-lurus aja. Padahal, kata seorang pendeta, “Life is not a straight line. Hidup yang normal itu justru penuh plot twist!” Bahkan Cak Lontong bilang, “Hidup itu seperti tempe, tidak ada yang tahu.” Guyonan ini receh, tapi dalem. Hidup memang penuh misteri dan di sanalah Tuhan sering bekerja. Jadi, kalau kamu lagi bingung sama arah hidupmu… ini bukan akhir cerita. Bisa jadi, ini awal dari plot twist Tuhan yang luar biasa. Pertanyaannya: kamu siap gak mengikutinya? YUK temukan jawabannya di Podcast KaMu bersama Ps. Raguel Lewi dan Blessdy Clementine.

“Uang, uang, uang!” 🦀 Kalau kamu pernah nonton Spongebob, kamu pasti familiar dengan teriakan khas Tuan Krabs si kepiting kikir itu. Apa pun yang terjadi, bahkan dalam bahaya, yang ada di pikirannya tetap uang. Dia hidup cuma buat mengejar dan mengumpulkannya. Uang adalah cinta sejatinya!

Tuan Krab memang cuma karakter kartun, tapi apa yang dia tunjukkan bukan sekadar lelucon! Tuan Krab mewakili sisi lain manusia yang diam-diam juga ada dalam diri kita, yakni obsesi untuk mencari, memiliki, dan merasa aman karena uang.

Tanpa sadar, kita pun bisa hidup seperti itu. Menjadikan uang sebagai pusat hidup, mamon yang diam-diam kita biarkan bertakhta di hati kita.

Yesus berfirman lewat Matius 6:24, “Tak seorang pun dapat mengabdi pada dua tuan... Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Mamon di sini bukan cuma tentang uang, tapi bisa berupa apa pun: kekayaan, keamanan, gaya hidup, validasi, bahkan ambisi pribadi. Semua hal yang dengan halus dan perlahan menggeser posisi Allah di hati kita.

Tonton Podcast KaMu di: Gak Boleh CINTA Uang, Tapi ‘Kan PERLU Uang?! 🤔| Bahas Mamon dan Rupa-rupanya! bersama Pdt. Prof. Binsar Jonathan Pakpahan, Ph.D.

***

WarungSaTeKaMu adalah pelayanan bagi kaum muda dari Our Daily Bread Ministries. Sebagai lembaga pelayanan interdenominasi nirlaba, kami didukung oleh para audiens di Indonesia.Pelayanan ini bukan tentang kami sendiri. Kamu pun dapat ambil bagian untuk mendukung kami menjangkau lebih banyak orang di ranah digital Indonesia dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup. Subscribe channel kami: https://bit.ly/SubsWSKDukung kami: https://bit.ly/DukungWSK---Dengerin juga Podcast KaMu episode lainnya di: https://spoti.fi/3nQr7PxKunjungi website WarungSaTeKaMu.org untuk bersaat teduh dan menikmati banyak konten lainnya.Follow dan like media sosial WarungSaTeKaMu: INSTAGRAM: @warungsatekamu (http://instagram.com/warungsatekamu)LINE@: @warungsatekamu (gunakan @)TWITTER: @warungsatekamu (http://twitter.com/warungsatekamu)

Pernah nggak sih, kamu lagi beres-beres kamar, terus nemu barang-barang yang udah lama banget nggak kepake? Misalnya:

Baju hasil lapar mata waktu diskon;

Pajangan lucu yang dulu rasanya harus banget dibeli, tapi sekarang cuma numpuk debu;

Atau barang-barang lain yang kamu bahkan udah lupa pernah punya!

Lama-lama bukan cuma kamar yang penuh. Hati pun terasa sumpek. Banyak barang, banyak keinginan, banyak hal yang kita kira kalau dipenuhi bisa bikin hidup makin lengkap. Tapi, kenyataannya malah bikin hidup terasa makin kosong.

Di tengah kerumitan ini, ada satu konsep bernama “minimalisme”, sebuah ajakan untuk melawan sifat konsumtif yang cenderung merugikan diri dan lingkungan. Katanya, dengan punya lebih sedikit, hidup bisa terasa lebih lega, lebih damai.

Tapi, benarkah minimalisme bisa jadi jawaban? Apakah hidup sederhana otomatis bikin hati tenang? Atau, justru ada sesuatu yang lebih dalam daripada sekadar sederhana, sesuatu yang membuat kita sungguh mengenal Tuhan dan menemukan makna sejati?

Yuk kita bahas bareng-bareng topik seru ini bersama Pdt. Yolanda Pantou (@ecominimalist) seorang pegiat minimalisme dan hamba Tuhan di GKI Surya Utama.

Capek, tapi tetap harus lanjut... 
Rutinitas makin padat, hati makin hambar, tapi tetap jalanin karena merasa "ini panggilan"... 

Kalau kamu lagi ngerasain hal itu, kamu gak sendirian. Bicara tentang panggilan hidup tuh gak selalu mulus. Kadang kita semangat banget di awal, tapi lama-lama mulai goyah. Ada rasa capek, bosan, bahkan pengen berhenti dari panggilan, tapi takut dibilang gak setia. 

Apa sih sebenarnya makna setia? Apakah itu artinya bertahan aja di tempat yang sama walau jalaninnya berat banget?  

Yuk tonton Podcast KaMu: SETIA GAK CUMA SOAL PASANGAN, Tapi juga di Kerja dan Pelayanan, bersama Ev. Johan Nugroho. 

Enak ya jadi orang Kristen. Diselamatin karena anugerah. Yaudah bikin dosa aja, nikmatin hidup sebebasnya, toh Tuhan pastin ngampunin. 

Pernah gak kamu denger kalimat ini dari orang lain? Atau mungkin, pernah terlintas begitu saja di benakmu? 

Dalam Perjanjian Lama, ada seorang tokoh yang pertobatannya “kontroversial”. Dia adalah pelacur di Yerikho yang seharusnya ikut binasa seiring dengan kejatuhan kotanya, tetapi dia memilih untuk percaya kepada Allah Israel sehingga dia dan seisi rumahnya diselamatkan.  

Titik balik hidup Rahab pun dikenang selamanya dengan namanya yang tercatat sebagai salah satu dari empat perempuan dalam silsilah Yesus Kristus.  

Bagaimana Rahab menghidupi pertobatannya? Dan apa relevansinya buat kita di masa kini? 

Yuk, tonton di Podcast KaMu: Bertobat: SEKALI atau BERKALI-KALI??? | Transformasi Hidup Rahab bersama Pdt. Andreas Pilipus dari Gereja Kristus Bogor. 

Waktu kamu dijahatin orang lain, apa responsmu? Mungkin kamu akan marah, benci, atau bahkan berharap si orang itu mendapatkan balasan yang setimpal! Rasanya gak adil kalau dia tetap hidup enak sementara kamu terluka. Saat menghadapi ketidakadilan, kita sering mencari kepastian bahwa keadilan akan ditegakkan. Dunia pun punya jawabannya: "Karma pasti gak salah alamat!" Menariknya, Alkitab juga berbicara tentang keadilan dengan prinsip: "Apa yang kamu tabur, itu yang kamu tuai." (Gal. 6:7). Tapi, apakah maknanya sama dengan konsep yang dunia tawarkan? Allah adalah Tuhan yang adil, tetapi mengapa sering kali keadilan-Nya terasa berbeda dengan harapan kita? Apa yang sebenarnya Tuhan ingin sampaikan melalui “ketidakadilan” yang kita rasakan? Yuk, tonton di Podcast KaMu: Misunderstanding Kita Tentang Keadilan Tuhan | Bahas Tabur-Tuai di Zaman Now bersama Ev. Heri Subeno