Banyaknya kesempatan untuk berorganisasi dan mengikuti kepanitiaan semakin mewarnai kehidupan kampus mahasiswa FEB UI. Kesempatan itu rasanya sayang untuk dilewatkan karena dinilai mendatangkan banyak manfaat seperti membangun relasi, mengasah soft skill dan hard skill, dan tentunya juga dapat melatih kemampuan untuk bekerja sama. Namun dibalik pengabdian mahasiswa pada kegiatan non-akademik, masih ada kewajiban utama untuk menjalani kegiatan akademik dengan baik. Mahasiswa dihadapkan dengan tantangan untuk menyeimbangi kegiatan-kegiatan tersebut agar dapat berjalan beriringan tanpa menggerus manfaat dan tujuan utamanya. Lantas apa saja kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam proses penyeimbangan kegiatan akademik dan non akademik? bagaimana cara mahasiswa dapat meraih titik equilibrium antara kegiatan akademik dan non-akademik? adakah sesuatu yang harus dikorbankan untuk meraih titik equilibrium tersebut?

Di era seperti saat ini, kepekaan pemerintah dan masyarakat sudah sepatutnya meningkat dalam memberikan kebebasan ruang untuk anak tumbuh dan berkembang. Setiap anak berhak untuk mendapatkan haknya dalam menjalani hidup dengan didukung fasilitas yang telah disiapkan. Namun, sadarkah kita bahwa tidak setiap anak terlahir sempurna. Ada beberapa di antara mereka yang terlahir dengan kebutuhan yang istimewa sehingga perlu adaptasi bagi kita untuk memberikan ruang bagi mereka, salah satunya yaitu anak yang mengidap down syndrome. Lantas, bagaimana negara kita memberikan ruang bagi mereka untuk setara dan merasa nyaman dalam tumbuh kembangnya? Yuk, dengarkan keseruan diskusi kami lebih lanjut pada SNF Educast kali ini!

Dewasa ini, kehadiran seleb cilik bukanlah sesuatu yang asing untuk dilihat di media massa. Identitas seorang anak sebagai seleb cilik merupakan privilese ruang untuk mengembangkan potensi bakat yang dimiliki oleh sang anak. Sayangnya, potensi bakat yang dimiliki oleh seleb cilik kerap tereksploitasi untuk tujuan ekonomis semata. Lantas, bagaimanakah sikap kita dalam memaknai eksistensi seleb cilik di ranah media massa? Pada episode Educast kali ini, kami kedatangan Ibu Vera Itabiliana Hadiwidjojo, psikolog anak dan remaja, untuk mengupas tuntas terkait fenomena seleb cilik dan dampaknya terhadap sisi psikologis anak. Yuk, dengarkan keseruan diskusi kami lebih lanjut pada SNF Educast kali ini!

Fenomena Klitih dan Tawuran pelajar kembali ramai diperbincangkan. Pandemi seakan tidak menyurutkan perilaku ini. Baru-baru ini, berita dihebohkan dengan beredarnya pelaku klitih jogja hingga menyebabkan korban tewas. Tawuran antar sekolah juga terjadi di masa pemberlakuan pertemuan tatap muka terbatas (PTMT). Fenomena ini tentunya tidak hanya berdampak pada individu pelaku klitih maupun tawuran, namun juga meresahkan masyarakat sekitar dengan perasaan tidak aman dalam lingkungannya.  Melalui podcast ini, kami akan berbincang-bincang dengan pak Hatib A. Kadir, Dosen Antropologi Universitas Brawijaya yang pernah mengamati fenomena klitih dan tawuran pelajar Yogyakarta pada papernya "School Gangs of Yogyakarta : Mass Fighting Strategies and Masculine Charisma in the City of Students", membahas seputar fenomena klitih dan tawuran, latar belakangnya, dan upaya yang perlu dilakukan dalam memberantas fenomena yang marak terjadi dikalangan pelajar ini. Yuk, saksikan keseruan diskusi kami pada episode SNF Educast kali ini!

Hustle Culture adalah sebuah budaya yang mengglorifikasi bekerja sebagai kegiatan yang harus dilakukan secara terus menerus hingga menempatkan pekerjaan di atas segalanya. Di kalangan anak muda, fenomena ini sering kali dikaitkan dengan toxic productivity dan fear of missing out (FOMO). Fenomena yang kerap disebut sebagai "workaholism" ini pun tidak dapat dipandang sebelah mata. 

Pada episode podcast internal kali ini, kami berhasil menghadirkan dua fungsionaris SNF dalam rangka bertukar pikiran dan pengalaman terjebak dalam hustle culture. Podcast ini dikemas dengan bahasa yang ringan dan suasana asyik guna mengajak teman-teman pendengar menyelami sekaligus mendapat atmosfer keseruan bersama kami. Yuk, dengar bincang santainya di Spotify SNF Educast!

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) merupakan istilah medis terhadap gangguan mental yang ditandai dengan perilaku hiperaktif dan impulsif dan diakibatkan oleh gangguan perkembangan saraf. ADHD dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan sosial. Sehingga, penderita ADHD berisiko tinggi dihadapkan pada stigma, prasangka, dan diskriminasi. Anak penderita ADHD pun kerap mengalami kesulitan dalam mencerna pelajaran dengan baik di sekolah. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman dan penanganan terhadap anak pengidap ADHD supaya anak dapat bersosialisasi dan belajar dengan baik di sekolah.

Pada episode EduCast kali ini, kami akan membahas seputar ADHD bersama Kak Mia, seseorang kandidat psikologi klinis, content creator, dan mentor kesehatan mental di satu persen Indonesia. Episode EduCast kali ini kami hadirkan supaya kita dapat memahami lebih lanjut terkait ADHD, dampaknya, serta upaya yang dapat dilakukan. Mari pahami lebih lanjut mengenai ADHD!

"When you hear the words 'magic' and 'story', they will probably evoke thoughts of your favorite fairy tales from childhood." -Tony DiTerlizzi.

Bernostalgia tentang masa kecil seolah tidak pernah ada habisnya. Bahkan, bagi sebagian orang yang tengah merasakan pahitnya kehidupan remaja hingga dewasa, berandai-andai dapat mengulang masa kecilnya kembali seolah menjadi pelarian tepat dalam rangka melepas penatnya permasalahan duniawi. 

Pada episode podcast kali ini, kami berhasil menghadirkan Fela dan Lawdia selaku fungsionaris SNF FEB UI dalam rangka saling bertukar cerita masa kecil. Podcast ini dikemas dengan bahasa yang ringan dan suasana asyik guna mengajak teman-teman pendengar sekalian untuk ikut bernostalgia sekaligus mendapat atmosfer keseruan bersama kami.  Terakhir, podcast ini ditutup dengan sajian beberapa basic decency yang kami dapatkan sejak kecil guna menjadi pengingat bagi kami serta teman pendengar sekalian. Yuk, intip keseruannya di SNF Educast!

Setiap orang pasti pernah mengalami masa kecil. Beberapa cukup beruntung karena dapat merasakan masa kecil yang bahagia dengan memori yang baik. Sedangkan, bagi beberapa orang lainnya, masa kecil dapat saja menjadi kenangan buruk yang masih meninggalkan luka di masa dewasa. Namun, kerap kali luka yang dialami korban dibiarkan begitu saja dan kurang dipahami oleh lingkungan sekitarnya. Pada episode podcast kali ini, kami akan berbincang-bincang dengan Ibu Devi Sani, psikolog anak dan certified parent-child interaction therapist, guna membahas lebih dalam terkait trauma masa lalu, dampaknya, serta upaya yang dapat dilakukan. Yuk, lebih kenali dirimu melalui podcast kami!

Hukuman kebiri kimia memicu kontroversi publik. Beberapa orang menyetujui hukuman tersebut, beralasan bahwa hukuman kebiri kimia merupakan solusi yang tepat dan mampu menimbulkan efek jera bagi pelaku. Namun, sebagian yang lain menolak, beralasan bahwa hukuman kebiri kimia tidak begitu efektif dalam mengatasi kekerasan seksual pada anak dan justru menimbulkan masalah baru.

Pada episode kali ini, kita akan berbincang-bincang dengan Muhamad Bill Robby selaku Research Assistant Pillar Access to Justice PUSKAPA. Lantas, bagaimana tanggapannya dalam melihat polemik ini? Apakah Ia menyetujui hukuman kebiri kimia bagi predator seks anak? dan bagaimana alternatif solusi yang dapat dilakukan? Yuk, langsung aja simak jawabannya di SNF Educast!