SPŌKeN

Kisah papi tentang jejak luka batinnya menjadi obat bagi rasa sakit di hati Tusy. Setelah semua rahasia besar keluarga merekaterungkap, akhirnya Tusy menyadari bahwa hidup tetap pantasdisyukuri, apapun keadaannya.

Tusy akhirnya menuruti permintaan papinya untuk pulang. Di rumah, sang papi menceritakan banyak hal yang mengejutkanperihal jati diri Tusy sebenarnya dan rahasia-rahasia besar dalamkeluarga mereka…

Tusy berusaha membuat ibu Lusy mengenalnya dengan menunjukkan foto-foto lama keluarga mereka. Di tengah usahakerasnya, papi menelepon dan meminta Tusy pulang untuk menemuinya di rumah.

Tusi yang merasa dibohongi siap mengiterogasi papi di rumah, tak peduli kalau nantinya sang papi akan marah besar. Tapi anehnya, kali itu Tusy mendapati papinya hanya terdiam…

Meski shock, Tusy merasa harus mengenal ibu kandungnya. Siapa sangka, ternyata pertemuan itu membuat ia mulai jatuh hati pada ibu Lusy yang sakit jiwa. Apalagi ternyata wajah ibu kandungnya tersebut sangat mirip dengan wajah almarhumah maminya!

Akhirnya Tusy menemukan Lusy, sosok yang selalu disebut-sebut almarhumah maminya dalam buku diari rahasia. Tapi Tusy terkejut mengetahui siapa Lusy sebenarnya…

Sesuai petunjuk dari buku diari almarhumah mami, Tusy mendatangi sebuah desa di Kabupaten Bogor untuk mencari Lusy. Sayangnya keadaan di desa itu sudah berubah.

Tusy membaca ulang buku diari maminya, berharap menemukan informasi sekecil apapun. Ternyata ada nama sebuah desa di Kabupaten Bogor yang disebut mami sebagai tempat tinggal Lusy, sahabatnya….

Tusy mendatangi Bude Narti untuk minta penjelasan soal siapa ibu kandungnya. Ternyata reaksi Bude Narti di luar dugaannya!

Menyadari dirinya bukan anak kandung mami, Tusy mendatangi papi untuk menuntut penjelasan. Sesuai dugaan, papinya marah besar. Tapi pada akhirnya bersedia memberi sedikit petunjuk supaya Tusy bisa mencari tahu sendiri siapa dirinya sebenarnya.