
Sign up to save your podcasts
Or


Apa yang memungkinkan sebuah proses berpikir teoritis bisa terlaksana? Pertanyaan tersebut sebenarnya sudah lama ditanyakan secara implisit oleh Immanuel Kant. Namun, bisa dikatakan belum ada karya penting lain setelah Kant yang mengritik kembali Kant sekaligus memberikan pemaparan lebih holistik mengenai kritik transendental selain Herman Dooyeweerd. Melalui diskusi mengenai pemikiran Dooyeweerd, kita akan melihat usulan kritis Dooyeweerd tentang prakondisi berfilsafat yang sedang diteliti Abel K. Aruan, mahasiswa tahun terakhir di STT SAAT, dalam skripsinya. Implikasi berikutnya akan menjawab apakah dialog teoritis dapat dilakukan oleh dua pihak berbeda agama, yang tentunya sangat relevan dengan konteks pluralisme agama hari-hari ini.
By TheovlogyApa yang memungkinkan sebuah proses berpikir teoritis bisa terlaksana? Pertanyaan tersebut sebenarnya sudah lama ditanyakan secara implisit oleh Immanuel Kant. Namun, bisa dikatakan belum ada karya penting lain setelah Kant yang mengritik kembali Kant sekaligus memberikan pemaparan lebih holistik mengenai kritik transendental selain Herman Dooyeweerd. Melalui diskusi mengenai pemikiran Dooyeweerd, kita akan melihat usulan kritis Dooyeweerd tentang prakondisi berfilsafat yang sedang diteliti Abel K. Aruan, mahasiswa tahun terakhir di STT SAAT, dalam skripsinya. Implikasi berikutnya akan menjawab apakah dialog teoritis dapat dilakukan oleh dua pihak berbeda agama, yang tentunya sangat relevan dengan konteks pluralisme agama hari-hari ini.

484 Listeners

20 Listeners