
Sign up to save your podcasts
Or


Sekalipun emansipasi gender telah diperkenalkan, namun kerap perempuan tetap ditempatkan sebagai warga kelas dua. Perempuan konon lebih cocok berperan di ranah domestik ketimbang sebagai policy maker. Gereja pun tidak luput dari cara pandang demikian. Podcast kali ini akan diantar oleh Pdt. Titin Gultom, pendeta jemaat di Gereja Kristen Pasundan dan mahasiswi pascasarjana di Hanshin University, Korea Selatan. Menelisik perspektif Rosemary Radford Ruether, Eleanor McLaughlin, dan Letty M. Russell, Pdt. Titin Gultom menegaskan bahwa kepemimpinan feminis adalah kepemimpinan yang membebaskan, yang memperjuangkan kaum yang terabaikan.
By TheovlogySekalipun emansipasi gender telah diperkenalkan, namun kerap perempuan tetap ditempatkan sebagai warga kelas dua. Perempuan konon lebih cocok berperan di ranah domestik ketimbang sebagai policy maker. Gereja pun tidak luput dari cara pandang demikian. Podcast kali ini akan diantar oleh Pdt. Titin Gultom, pendeta jemaat di Gereja Kristen Pasundan dan mahasiswi pascasarjana di Hanshin University, Korea Selatan. Menelisik perspektif Rosemary Radford Ruether, Eleanor McLaughlin, dan Letty M. Russell, Pdt. Titin Gultom menegaskan bahwa kepemimpinan feminis adalah kepemimpinan yang membebaskan, yang memperjuangkan kaum yang terabaikan.

482 Listeners

20 Listeners