Sabda yang Hidup

Wahyu - Bab 17


Listen Later

Bagi orang yang tinggal di kekaisaran, Roma melambangkan “kesempurnaan duniawi” karena Roma memberikan segala hal yang bisa dibayangkan manusia di kekaisaran tersebut beserta dengan budayanya. Saat orang mengunjungi ibu kota Roma, mereka kagum dengan bangunan arsitektur, kegiatan masyarakat, teater terbuka, pencahayaan kota, dan populasi masyarakatnya yang tak terhitung jumlahnya. Tidak mengherankan jika mereka menghargai Roma sebagai layaknya seorang dewi yang disembah manusia pada jamanya.

Keberlangsungan kekaisaran ini, beserta dengan reputasinya yang terlalu kuat untuk ditundukan, dan sifatnya yang diagungkan bagai dewa, pada kenyataannya adalah sebuah ilusi semata. Ilusi yang dipupuk oleh kekuatan “the beast”, si jahat yang berada di balik semuanya itu, segera akan menguap dan musnah. Penghakiman atas kota inilah yang diperlihatkan malaikat kepada Yohanes. Pada bab ini, Yohanes melihat sosok seorang perempuan yang disebut pelacur besar dimana para raja dan penghuni bumi telah mabuk dengan anggur percabulannya. Perempuan itu berkain ungu dan kirmizi, dihiasi dengan emas, permata, mutiara dan sedang memegang cawan emas berisikan kekejian dan kenajisan percabulannya. Perempuan yang duduk diatas binatang berkepala tujuh bertanduk sepuluh, dipenuhi dengan nama-nama hujat yang rahasianya akan disingkapkan oleh malaikat-malaikat. Perempuan ini menggambarkan kota Roma yang diagungkan tetapi sedang mengalami kerasukan. Nama di dahi perempuan ini menunjukan identitasnya sebagai babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi. Ia mengenakan warna ungu yang adalah warna kekaisaran dan emas melambangkan kekayaan berlimpah. Kedua hal mewah ini menutupi kebobrokan masyarakat dan kekejaman pemerintahanya. Saat yang bersamaan, pesona kekaisaran ini tetap menarik perhatian orang untuk terus memuja dan bahkan membunuh para martir yang mengingatkan manusia pada kebenaran sejati.

Di dalam Alkitab, kata perzinahan berarti dua hal. Pertama menggambarkan terbelenggunya manusia dalam tirani seksual. Kedua, perzinahan berarti kiasanan tentang penyembahan berhala, dan ketidak-setiaan manusia terhadap Allah Israel. Gambaran materialisme dunia jaman itu juga tergambar sampai kini yaitu saat manusia mendapatkan identitas diri melalui benda ciptaan daripada kepada sang pemberi hidup. Kebiasaan manusia yang mengagungkan materi (termasuk kekuasaan, pengaruh, silsilah, teknologi, kepandaian akal budi, penampilan) dan menjadikanya sebagai solusi utama dan total, membuat manusia tergelincir dalam kehidupannya. Ia menempatkan berhala sebagai hal yang patut “disembah” menggantikan posisi utama Allah. Hidup yang didasarkan pada kemegahan dan kekuatan materi bagai membangun rumah dengan pondasi pasir yang mudah rubuh saat hujan pencobaan datang (Matius 7:24-27). Identitas manusia yang melekat pada pondasi duniawi tak akan pernah kuat dan abadi, seperti kota Roma yang begitu kokoh namun toh runtuh juga.

Hal ini berkebalikan dengan kerajaan Allah yang bersifat kekal. Dan siapapun yang membangun hidupnya di atas ajaran Kristus adalah orang yang membangun hidup pada pondasi rumah di atas batu karang yang tangguh, dan tahan akan badai pencobaan. Pada penghujung akhir bab ini, Yohanes menggunakan beberapa simbol untuk memprediksi masa depan kekaisaran besar, Roma. Beberapa simbol pada ayat ke-9, tentang tujuh gunung mengacu kepada Roma dan ketujuh raja melambangkan kaisar-kaisar yang berkuasa. Sepuluh tanduk menggambarkan raja-raja kaum barbar yang bersekutu dengan Roma. Ini semua menjadi instrument Allah untuk menghancurkan kekuasaan kekaisaran itu. Kekerasan hati manusia, terus terulang dalam sejarah dan mereka terus saja menggunakan kekuatan agresif untuk menyerang Gereja Kristus. Pada akhirnya, Anak Domba dan para pengikutnya akan mengalahkan kekuatan gelap. Dan sejak saat itu, setiap orang percaya diasosiasikan dengan kemenangan Kristus, selama mereka tetap setia dan berpegang pada iman yang penuh dengan pengharapan dan menyelamatkan.

...more
View all episodesView all episodes
Download on the App Store

Sabda yang HidupBy wee twig