ﺍﻟﺪَّﺭْﺱُ ﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻲ: ﻓِﻲ ﺍﻟﻮَﺻِﻴَّﺔِ ﺑِﺘَﻘْﻮَﻯ ﺍﻟﻠﻪ
Pelajaran Kedua: Tentang wasiat Takwa Kepada Allah
ﻳَﺎ ﺑُﻨَﻰَّ : إِﻥَّ ﺭَﺑَّﻚَ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﺗُﻜِﻨُّﻪُ ﻓِﻲ ﺻَﺪْﺭِﻙَ ، ﻭَﻣَﺎ ﺗُﻌْﻠِﻨُﻪُ ﺑِﻠِﺴَﺎﻧِﻚَ ، ﻭَﻣُﻄَّﻠِﻊٌ ﻋَﻠَﻰ ﺟَﻤِﻴﻊِ أَﻋْﻤَﺎﻟِﻚَ
Wahai anakku, Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui yang kamu simpan di hatimu, dan yang kamu sebarkan dengan lisanmu , dan melihat seluruh perbuatanmu.
ﻓَﺎﺗَّﻖِ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳَﺎ ﺑُﻨَﻰَّ ، ﻭَﺍﺧْﺬَﺭْ أَﻥْ ﻳَﺮَﺍﻙَ ﻋَﻠَﻰ ﺣَﺎﻟَﺔٍ ﻻَ ﺗُﺮِﺿِﻴﻪ
Maka bertakwalah kepada Allah Wahai anakku, Dan berhati hatilah Ia melihat kamu di suatu keadaan yang tidak ia sukai
ﺍﺧْﺬَﺭ أَﻥْ ﻳَﺴْﺨَﻂَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺭَﺑُّﻚَ ﺍﻟﺬِّﻯ ﺧَﻠَﻘَﻚَ ﻭَﺭَﺯَﻗَﻚَ ﻭَﻭَﻫَﺒَﻚَ ﺍﻟﻌَﻘْﻞَ ﺍﻟﺬِّﻯ ﺗَﺘَﺼَﺮَّﻑِ ﺑِﻪِ ﻓِﻲ شُؤُونِكَ
Berhati hatilah kemurkahan Tuhanmu, yang telah menciptakanmu, dan memberimu rizki, dan memberimu akal yang kamu memanfaatkan untuk menyelesaikan urusanmu.
ﻛَﻴْﻒَ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﺣَﺎﻟُﻚَ إِﺫَﺍ ﺍﻃَّﻠَﻊَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺃَﺑُﻮﻙَ ، ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﺗَﻔْﻌَﻞُ ﺃَﻣْﺮًﺍ ﻧَﻬَﺎﻙَ ﻋَﻨْﻪُ؟
Bagaimana keadaanmu bila ayahmu melihatmu, dan kamu melakukan suatu yang dia melarangmu untuk menginggalkanya?
ﺃَﻣَﺎ ﺗَﺨْﺸَﻰ ﺃَﻥْ ﻳُﺸَﺪِّﺩَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺍﻟﻌُﻘُﻮﺑَﺔ؟
Apakah kamu tidak takut ayahmu akan ayahmu memberatkan hukuman kepadamu?
ﻓَﻠْﻴَﻜُﻦْ ﺣَﺎﻟُﻚَ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻛَﺬَﻟِﻚَ ، ﻷﻧَّﻪُ ﻳَﺮَﺍﻙَ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺚُ ﻻَ ﺗَﺮَﺍﻩُ
Begitulah sebaiknya sikapmu kepada Allah, karena Allah melihatmu meskipun kamu tidak melihat-Nya
ﻓَﻼَ ﺗُﻔْﺮِﻁْ ﻓِﻲ ﺷَﻴْﺊٍ أَﻣَﺮَﻙَ ﺑِﻪِ ، ﻭَﻻَ ﺗَﻤْﺪُﺩ ﻳَﺪَﻙَ إِﻟَﻰ ﺷَﻴْﺊٍ ﻧَﻬَﺎﻙَ ﻋَﻨْﻪُ
Janganlah kamu meninggalkan susuatu yang Ia perinthkan. Dan janganlah kamu menerjang larangan-Nya
ﻳَﺎ ﺑُﻨَﻰَّ : إِﻥَّ ﺭَﺑَّﻚَ ﺷَﺪْﻳﺪُ ﺍﻟﻌِﻘَﺎﺏ، ﻓَﺎﺧْﺬَﺭْ – ﻳَﺎ ﺑُﻨَﻰَّ – ﻭَﺍﺗَّﻖِ ﻏَﻀَﺒَﻪُ ﻭَﺳُﺨْﻄَﻪُ
Wahai anakku, Sesungguhnya Tuhanmu kuat siksanya-Nya. Maka hati hatilah -Wahai anakku-.Dan hindari murka-Nya dan kebencian-Nya
ﻭَﻻَ ﻳَﻐُﺮَّﻧَّﻚَ ﺣِﻠْﻤَﻪُ ، ﻓَﺎﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳُﻤْﻠِﻰ ﻟِﻠﻈَّﺎﻟِﻢِ ، ﺣَﺘَّﻰ إِﺫَﺍ أَﺧَﺬَﻩُ ﻟَﻢْ ﻳُﻔِﻠِﺘْﻪ
Dan janganlah kamu tertipu kesabaran-Nya. Karena Allah mengakhirkan orang zalim, sampai bila Allah mengambilnya maka tidak akan melepaskanya
ﻳَﺎ ﺑُﻨَﻰَّ إِﻥَّ ﻓِﻲ ﻃَﺎﻋَﺔِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟَّﻠﺬَّﺓِ ﻭَﺍﻟﺮَّﺍﺣَﺔِ ﻣَﺎ ﻻَ ﻳُﻌْﺮَﻑُ إِﻻَّ ﺑِﺎﻟﺘَّﺠْﺮِﺑَﺔِ
Wahai anakku, Sesungguhnya dalam taat Allah terdapat suatu kenikmatan dan ketenangan yang tidak di dapat di ketahui kecuali dengan mencoba
ﻓَﻴَﺎ ﺑُﻨَﻰَّ ﺍﺳْﺘَﻌْﻤِﻞ ﻃَﺎﻋَﺔَ ﻣَﻮْﻻَﻙَ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﺘَّﺠْﺮِﺑَﺔِ ﺃَﻳَّﺎﻣًﺎ ﻟِﺘُﺪْﺭِﻙَ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟﻠَّﺬَّﺓِ
Maka Wahai anakku, gunakan ketaatan kepada tuhanmu sebagai uji coba dalam beberapa hari, agar kamu bisa mendapatkan kelezatan ini
ﻭَﺗَﺸْﻌُﺮُ ﺑِﻬَﺬِﻩِ ﺍﻟﺮَّﺍﺣَﺔِ ﻭَﺗَﻌْﻠَﻢُ إِﺧْﻼَﺻِﻰ ﻟَﻚَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺼِﻴﺤَﺔِ
agar kamu bisa merasakan ketenangan ini, dan kamu tahu keikhlasan nasehatku
ﻳَﺎ ﺑُﻨَﻰَّ : إِﻧَّﻚَ ﺳَﺘَﺠِﺪُ ﻓِﻲ ﻃَﺎﻋَﺔِ ﺍﻟﻠﻪ ﺛِﻘَﻼً ﻋَﻠَﻰ ﻧَﻔْﺴِﻚَ ﺃَﻭَّﻝَ ﺍﻷﻣْﺮِ
Wahai anakku, Sesungguhnya kamu akan menemui keberatan atas dirimu saat pertama kali taat kepada Allah
ﻓَﺎﺣْﺘَﻤِﻞ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﺜِّﻘَﻞَ ﻭَﺍﺻْﺒِﺮ ﻋَﻠَﻴْﻪ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺼِﻴﺮَ ﺍﻟﻄَّﺎﻋَﺔُ ﻋِﻨْﺪَﻙَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻌَﺎﺩَﺍﺕِ ﺍﻟَّﺘِﻰ ﺗَﺄْﻟَﻔُﻬَﺎ
Maka tanggunglah berat ini dan bersabarlah sampai ketaatan di sisimu menjadi kebiasaan yang kamu kenali
ﻳَﺎ ﺑُﻨَﻰّ : أُﻧْﻈُﺮ ﻧَﻔْﺴَﻚَ ﺣِﻴﻨَﻤَﺎ ﻛُﻨْﺖَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻤَﻜْﺘَﺐِ : ﺗَﺘَﻌَﻠَّﻢُ ﺍﻟﻘِﺮَﺍﺀَﺓَ ﻭَﺍﻟﻜِﺘَﺎﺑَﺔ ﻭَﺗُﺆْﻣَﺮُ ﺑِﺤِﻔْﻆِ ﺍﻟﻘُﺮْآﻥِ ﺍﻟﻜَﺮِﻳﻢِ ﻏَﻴْﺒًﺎ
Wahai anakku, Lihatkah dirimu sewaktu kamu di sekolah dasar. Kamu belajar membaca dan menulis, kamu diperintah menghafal al quranul karim diluar kepala.
ﺃَﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦ إﺫْ ﺫَﺍﻙَ ﺗَﻜْﺮَﻩُ ﺍﻟﻤَﻜْﺘَﺐَ ﻭَﺍﻟﻤُﻌَﻠِّﻢَ ﻭَﺗَﺘَﻤَﻨَّﻰ أَﻥْ ﺗَﻜُﻮﻥَ ﻣُﻄْﻠَﻖَ ﺍﻟﺴِّﺮَﺍﺡِ
Bukankah waktu itu kamu tidak suka sekolahan dan guru, dan kamu berharap menjadi lepas kendali
ﻓَﻬَﺎ أَﻧْﺖَ ﺍﻟْﻴَﻮﻡَ ، ﻗَﺪْ ﺑَﻠَﻐْﺖَ ﺍﻟﺪَّﺭَﺟَﺔَ ﺍﻟَّﺘِﻰ ﻋَﺮَﻓْﺖَ ﺑِﻬَﺎ ﻓَﺎﺋِﺪَﺓَ ﺍﻟﺼَّﺒْﺮِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺘَّﻌَﻠُّﻢِ ﻓِﻲ ﺍﻟﻤَﻜْﺘَﺐِ
Maka inilah kamu sekarang, kamu telah sampai pada derajat yang kamu ketahui, sebagai faedah sabar terhadap belajar di sekolah
ﻭَﻋَﻠِﻤْﺖَ ﺃَﻥَّ ﻣُﻌَﻠِّﻤَﻚَ ﻛَﺎﻥَ ﺳَﺎﻋِﻴًﺎ ﻓِﻲ ﻣَﺼْﻠَﺤَﺘِﻚَ
dan kamu tahu bahwa gurumu itu berusaha demi kebaikanmu