Pernahkah kita membuat janji? Apakah kita bisa menepatinya? Sadarkah kita bahwa meningkari janji adalah sama dengan berbohong atau bermulut curang, menipu?

Dunia menfasilitasi semuanya dengan segala teknologi dan caranya agar manusia dapat dengan mudah melakukan tugas pekerjaannya. Tujuannya agar manusia lebih produktif. Ternyata kemudahan-kemudahan itu membuat manusia makin dimanja hingga terlena. Jadi lebih malas. Hati-hati dengan sikap seperti itu.

Apa yang bisa menolong kita untuk tidak bermalas-malasan?

Mengapa seseorang itu malas? Malas adalah keputusan. Apakah memang sifat atau bisa dipengaruhi oleh lingkungan? Menjadi orang yang percaya apakah kita termasuk sebagai hamba yang malas, seperti yang Yesus katakan dalam mengajar tentang perumpamaan talenta?

Antara kemurahtaian dan menanggung sesama yang penuh dengan segala resiko mana yang akan kita pilih?  

Apapun dosa atau kesalahan yang kita perbuat ujungnya pasti tertangkap juga. Bisa juga terjerat karena dosanya sendiri. Hati-hatilah karena ujungnya maut

Ketika mata Tuhan dapat mengawasi kita apakah yang akan kita lakukan? 

Mengapa Anda melakukan itu? Khilaf. Jawaban yang sering muncul saat ditanyakan oleh penyidik atau penunutut di pengadilan. Jawaban lain adalah memang tidak ada apa-apa. Mungkinkah jawaban itu benar? Tidak! Setiap tindakan selalu ada alasan yang mendorong melakukan hal itu.

Kesetiaan sangat penting diperhatikan sebagai orang percaya. Ini adalah peringatan Yesus dalam perumpamaan yang dinyatakanNya saat di akhir jaman tiba. Hamba yang setia.

Penyesalan selalu datang terlambat tetapi itu ha yang normal. Memang selalu terlambat. Masalahnya bukan disana namun lebih pada apa yang selanjutnya kita harus lakukan setelah menyesal?