Fluent Fiction - Indonesian:
Balancing Work, Family, and Tradition: A Journey of Discovery Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-03-12-22-34-02-id
Story Transcript:
Id: Di sebuah komunitas terjaga di Bali, tanaman hijau tropis tumbuh subur di antara rumah-rumah modern.
En: In a gated community in Bali, tropical greenery thrived between modern homes.
Id: Di sana, Wayan, seorang ayah muda yang rajin, bertekad menjaga keseimbangan antara tanggung jawab sebagai pekerja dan tradisi keluarga untuk menyambut Nyepi, Hari Raya Nyepi.
En: There, Wayan, a diligent young father, was determined to maintain a balance between his responsibilities as a worker and the family tradition of welcoming Nyepi, the Nyepi Day celebration.
Id: Istrinya, Putu, mendukung penuh usaha Wayan, tetapi ada kekhawatiran dalam hatinya.
En: His wife, Putu, fully supported Wayan's efforts, but there was worry in her heart.
Id: Putra mereka tidak tertarik dengan tradisi.
En: Their son was not interested in the tradition.
Id: Pagi itu, hujan rintik membasahi halaman rumah.
En: That morning, drizzling rain wetted the front yard.
Id: Wayan, dengan setelan kerja rapi, melihat keluar jendela.
En: Wayan, in a neat work suit, looked out the window.
Id: Hatinya bimbang.
En: His heart was uneasy.
Id: Pekerjaan menumpuk, namun persiapan Nyepi juga membutuhkan perhatian.
En: Work was piling up, but preparations for Nyepi also needed attention.
Id: Pikirannya tersita.
En: His mind was preoccupied.
Id: "Apakah aku harus meninggalkan tradisi demi pekerjaan?
En: "Should I abandon tradition for work?"
Id: " gumamnya dalam hati.
En: he murmured to himself.
Id: Putu datang dengan secangkir kopi di tangan.
En: Putu came with a cup of coffee in hand.
Id: "Wayan, sepertinya lebih baik kau ambil libur hari ini.
En: "Wayan, maybe it's best if you take a day off today.
Id: Bantu kami siapkan Nyepi," saran Putu.
En: Help us prepare for Nyepi," suggested Putu.
Id: Ketulusan dan kegundahan terpancar dari wajahnya.
En: Sincerity and concern were evident on her face.
Id: Wayan merenung.
En: Wayan pondered.
Id: Tentu, keluarga dan tradisi harus lebih diutamakan.
En: Indeed, family and tradition should be prioritized.
Id: Wayan akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti sehari.
En: Wayan finally decided to take a day off.
Id: Bersama Putu, dia mulai menyiapkan segala sesuatu.
En: Together with Putu, he began preparing everything.
Id: Mereka membuat canang sari, membuat kolak pisang, dan membersihkan rumah.
En: They made canang sari, made kolak pisang, and cleaned the house.
Id: Anak mereka, awalnya bermalas-malasan, perlahan tertarik melihat keasyikan orang tuanya.
En: Their initially lazy son gradually became interested in what his parents were doing.
Id: Wayan merasa tersentuh melihat minat si buah hati mulai muncul.
En: Wayan felt touched to see his child's interest begin to emerge.
Id: Hari itu hujan tak kunjung reda, namun di halaman rumah kecil mereka, suasana hangat terasa.
En: That day the rain never ceased, yet there was a warm atmosphere in their small front yard.
Id: Malam menjelang, seluruh keluarga mengikuti upacara Melasti di halaman, bersatu dalam semangat.
En: As night fell, the whole family participated in the Melasti ceremony in the yard, united in spirit.
Id: Meski tubuh basah, tidak ada sederet ketidaknyamanan yang bisa menggoyahkan kebersamaan mereka.
En: Despite their bodies being wet, no discomfort could shake their togetherness.
Id: Hening meliputi, hanya suara hujan menemani.
En: Silence enveloped them, only accompanied by the sound of rain.
Id: Dalam Diam Nyepi, ada kedamaian yang menelusup.
En: In the silence of Nyepi, there was a peace that seeped in.
Id: Keesokan harinya, ketika Nyepi datang secara resmi, keheningan menyapa pelan.
En: The next day, when Nyepi officially arrived, silence greeted softly.
Id: Tidak ada suara mesin, tidak ada lampu menyala, hanya keheningan yang syahdu.
En: There were no engine sounds, no lights on, just peaceful quiet.
Id: Wayan menyadari betapa pentingnya momen-momen ini.
En: Wayan realized how important these moments were.
Id: Tradisi ini, lebih dari sekadar ritual, adalah waktu untuk berintrospeksi dan mempererat cinta pada keluarga.
En: This tradition, more than just a ritual, is a time for introspection and strengthening love for family.
Id: Setelah Nyepi berakhir, semuanya terasa lebih bersinar meski matahari belum muncul.
En: After Nyepi ended, everything felt brighter even though the sun had not yet risen.
Id: Wayan yakin, ia telah menemukan apa yang benar-benar berharga.
En: Wayan was sure he had found what was truly valuable.
Id: Keluarga, tradisi, dan momen-momen ini adalah harta tak ternilai.
En: Family, tradition, and these moments are priceless treasures.
Id: Dalam damai Nyepi, Wayan belajar menghargai hal-hal yang sebenarnya berarti, sebuah pelajaran yang akan ia teruskan kepada keturunannya.
En: In the peace of Nyepi, Wayan learned to appreciate the things that truly matter, a lesson he would pass on to his descendants.
Id: Dengan senyum penuh arti, ia melangkah ke depan, membawa serta harapan dan warisan tradisi yang tak ternilai.
En: With a meaningful smile, he stepped forward, carrying with him hope and the invaluable legacy of tradition.
Vocabulary Words:
- gated: terjaga
- thrive: tumbuh subur
- diligent: rajin
- balance: keseimbangan
- determined: bertekad
- responsibilities: tanggung jawab
- welcoming: menyambut
- supported: mendukung
- worry: kekhawatiran
- uneasy: bimbang
- piling: menumpuk
- abandon: meninggalkan
- murmured: gumamnya
- sincerity: ketulusan
- preoccupied: tersita
- evident: terpancar
- pondered: merenung
- prioritized: diutamakan
- initially: awalnya
- gradually: perlahan
- comfort: kedamaian
- participated: mengikuti
- ceremony: upacara
- enveloped: meliputi
- introspection: berintrospeksi
- seeped: menelusup
- legacy: warisan
- appreciate: menghargai
- descendants: keturunan
- invaluable: tak ternilai