
Sign up to save your podcasts
Or


Sebuah Puisi: BARANGKALI
Ditulis oleh Ardi Kamal Karima
Disuarakan: Ardi Kamal Karima
Puisi ini mengungkap kerinduan mendalam akan kehidupan yang tenang dan bermakna. Penyair membayangkan memiliki rumah sederhana, merawat tanaman, dan melakukan rutinitas kecil seperti menyiram atau memanen sayur. Aktivitas sehari-hari ini menjadi simbol keinginan untuk ketenangan, kedekatan dengan alam, dan kepuasan dalam hal-hal kecil yang dirawat dengan penuh perhatian. Kehangatan juga dihadirkan melalui bayangan menyeruput teh dan bercakap-cakap tanpa sekat.
Meski membayangkan kehangatan bersama ("bersamamu"), puisi ini secara kuat diwarnai nuansa kesendirian. Penyair menyibukkan diri di malam hari dengan lampu neon, rokok, kopi, atau buku, "menjelajahi dunia" dalam kesunyian. Pertanyaan "Dengan siapa?" dan jawaban "Bisa jadi dengan diriku" menegaskan bahwa interaksi yang dibayangkan (termasuk dengan "kamu") mungkin hanya terjadi dalam imajinasi atau dialog internal penyair sendiri, sebagai pelarian dari kesepian di "gelapnya ruang".
Rumah yang diinginkan bukanlah sekadar bangunan fisik ("dari siapa saja"), melainkan lebih merupakan metafora untuk ruang psikologis atau keadaan batin yang aman dan nyaman. Puisi ini menggambarkan pencarian tempat bernaung (baik fisik maupun emosional) di mana penyair bisa menjadi dirinya sendiri, merawat hal-hal kecil, dan menemukan kedamaian, meskipun mungkin harus melakukannya sendirian atau hanya dalam bayangan kehadiran orang lain ("Atau kamu"). Akhiran yang terbuka ("Atau kamu") menegaskan ketidakpastian dan sifat "barangkali" dari kerinduan ini.
Puisi "Barangkali" menyuarakan kerinduan akan kehidupan sederhana yang penuh kehangatan dan perawatan, namun dibayangi oleh kesadaran akan kesendirian yang mendalam. Penyair menggunakan imajinasi dan rutinitas kecil sebagai pelarian serta mencari "rumah" yang lebih bersifat abstrak – sebuah ruang batin untuk merasa tenang dan utuh, meski mungkin hanya ditemani diri sendiri atau bayangan kehadiran orang lain.
#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #meramurasa #cinta
By Ardi Kamal KarimaSebuah Puisi: BARANGKALI
Ditulis oleh Ardi Kamal Karima
Disuarakan: Ardi Kamal Karima
Puisi ini mengungkap kerinduan mendalam akan kehidupan yang tenang dan bermakna. Penyair membayangkan memiliki rumah sederhana, merawat tanaman, dan melakukan rutinitas kecil seperti menyiram atau memanen sayur. Aktivitas sehari-hari ini menjadi simbol keinginan untuk ketenangan, kedekatan dengan alam, dan kepuasan dalam hal-hal kecil yang dirawat dengan penuh perhatian. Kehangatan juga dihadirkan melalui bayangan menyeruput teh dan bercakap-cakap tanpa sekat.
Meski membayangkan kehangatan bersama ("bersamamu"), puisi ini secara kuat diwarnai nuansa kesendirian. Penyair menyibukkan diri di malam hari dengan lampu neon, rokok, kopi, atau buku, "menjelajahi dunia" dalam kesunyian. Pertanyaan "Dengan siapa?" dan jawaban "Bisa jadi dengan diriku" menegaskan bahwa interaksi yang dibayangkan (termasuk dengan "kamu") mungkin hanya terjadi dalam imajinasi atau dialog internal penyair sendiri, sebagai pelarian dari kesepian di "gelapnya ruang".
Rumah yang diinginkan bukanlah sekadar bangunan fisik ("dari siapa saja"), melainkan lebih merupakan metafora untuk ruang psikologis atau keadaan batin yang aman dan nyaman. Puisi ini menggambarkan pencarian tempat bernaung (baik fisik maupun emosional) di mana penyair bisa menjadi dirinya sendiri, merawat hal-hal kecil, dan menemukan kedamaian, meskipun mungkin harus melakukannya sendirian atau hanya dalam bayangan kehadiran orang lain ("Atau kamu"). Akhiran yang terbuka ("Atau kamu") menegaskan ketidakpastian dan sifat "barangkali" dari kerinduan ini.
Puisi "Barangkali" menyuarakan kerinduan akan kehidupan sederhana yang penuh kehangatan dan perawatan, namun dibayangi oleh kesadaran akan kesendirian yang mendalam. Penyair menggunakan imajinasi dan rutinitas kecil sebagai pelarian serta mencari "rumah" yang lebih bersifat abstrak – sebuah ruang batin untuk merasa tenang dan utuh, meski mungkin hanya ditemani diri sendiri atau bayangan kehadiran orang lain.
#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #meramurasa #cinta