Fluent Fiction - Indonesian:
Beneath the Drizzle: A Family's Bond Rekindled Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2024-12-30-08-38-19-id
Story Transcript:
Id: Langit mendung menggantung di atas Candi Prambanan, memberikan suasana magis saat festival budaya tahunan menyambut tahun baru.
En: The overcast sky hung above Candi Prambanan, giving a magical atmosphere as the annual cultural festival welcomed the new year.
Id: Di antara riuh gembira orang-orang yang menari dan suara gamelan yang merdu, keluarga Bima berkumpul di bawah salah satu pohon besar.
En: Amidst the cheerful hustle of dancing people and the melodious sound of the gamelan, Bima's family gathered under one of the large trees.
Id: "Bima sudah sampai?" tanya Sari sambil menggenggam payung kecil di tangan.
En: "Bima sudah sampai?" asked Sari, holding a small umbrella in hand.
Id: Hujan rintik mulai turun, mengiringi udara hangat musim hujan.
En: A drizzle began to fall, accompanying the warm air of the rainy season.
Id: "Sudah, Sari. Aku di sini," jawab Bima dengan suara tegas namun lembut.
En: "Sudah, Sari. Aku di sini," replied Bima with a firm yet gentle voice.
Id: Dia mengenakan batik rapi yang dipilih khusus untuk acara kali ini.
En: He wore tidy batik chosen specially for this event.
Id: Sebagai anak sulung, dia merasa bertanggung jawab untuk menyatukan keluarga.
En: As the eldest child, he felt responsible for uniting the family.
Id: Mereka berkumpul, termasuk Dewi yang hanya berdiri dengan tatapan agak jauh.
En: They gathered, including Dewi, who stood with a somewhat distant gaze.
Id: Bima merasakan ada jarak di antara mereka yang belum terjembatani.
En: Bima sensed there was a gap between them that had not yet been bridged.
Id: "Sari, bisakah kita sebentar bicara sama Dewi?
En: "Sari, bisakah kita sebentar bicara sama Dewi?
Id: Aku rasa ada yang tak beres," bisik Bima ke Sari, yang langsung mengangguk setuju.
En: Aku rasa ada yang tak beres," whispered Bima to Sari, who nodded in agreement.
Id: Di bawah naungan pohon, dengan festival berdenyut di sekeliling mereka, Bima dan Sari mendekati Dewi.
En: Under the shade of the tree, with the festival pulsating around them, Bima and Sari approached Dewi.
Id: Hujan kini menjadi lebih deras, membuat suasana lebih sendu dan intim.
En: The rain now fell more heavily, creating a more somber and intimate atmosphere.
Id: "Dewi, apa kau baik-baik saja?
En: "Dewi, apa kau baik-baik saja?
Id: Aku merasa ada sesuatu yang ingin kau katakan," tanya Bima lembut, berusaha tidak terlihat memaksa.
En: Aku merasa ada sesuatu yang ingin kau katakan," asked Bima gently, trying not to seem forceful.
Id: Dewi menatap Bima sejenak, lalu matanya beralih ke arah keramaian festival.
En: Dewi looked at Bima for a moment, then her eyes shifted towards the crowd at the festival.
Id: "Apa bedanya?
En: "Apa bedanya?
Id: Kau selalu terlalu sibuk menjadi 'kakak yang sempurna'.
En: Kau selalu terlalu sibuk menjadi 'kakak yang sempurna'.
Id: Aku cuma..." Dewi terdiam, kata-katanya membeku di udara.
En: Aku cuma..." Dewi paused, her words freezing in the air.
Id: "Cuma apa, Dewi?" Sari memancing, dengan harapan dapat mengurai simpul di antara mereka.
En: "Cuma apa, Dewi?" Sari urged, hoping to untangle the knot between them.
Id: "Aku merasa tidak pernah dianggap.
En: "Aku merasa tidak pernah dianggap.
Id: Aku selalu di belakang bayang-bayang kalian," kata Dewi akhirnya, suaranya bergetar.
En: Aku selalu di belakang bayang-bayang kalian," said Dewi finally, her voice trembling.
Id: Ini adalah pertama kalinya dia berbicara terbuka tentang perasaannya.
En: It was the first time she spoke openly about her feelings.
Id: Bima terdiam, lalu menatap Sari.
En: Bima fell silent, then looked at Sari.
Id: Hati Bima terasa berat, menyadari betapa tidak adilnya selama ini.
En: Bima's heart felt heavy, realizing how unfair things had been.
Id: "Maaf, Dewi.
En: "Maaf, Dewi.
Id: Aku tidak pernah berniat menyakitimu atau mengabaikanmu.
En: Aku tidak pernah berniat menyakitimu atau mengabaikanmu.
Id: Aku terlalu fokus pada tanggung jawabku sampai lupa menjadi kakak yang baik untukmu," ujar Bima, tulus.
En: Aku terlalu fokus pada tanggung jawabku sampai lupa menjadi kakak yang baik untukmu," Bima said, sincerely.
Id: Dewi terdiam lagi, sementara Bima melanjutkan, "Mulai sekarang, aku ingin kita berjalan bersama, saling mendukung.
En: Dewi was silent again, while Bima continued, "Mulai sekarang, aku ingin kita berjalan bersama, saling mendukung.
Id: Bukan hanya sebagai saudara, tapi juga sahabat."
En: Bukan hanya sebagai saudara, tapi juga sahabat."
Id: Mata Dewi berkaca-kaca, lalu dia tersenyum kecil.
En: Dewi's eyes welled up, then she smiled slightly.
Id: "Baiklah. Mari kita mulai lagi," ujar Dewi, menyingkirkan rasa sakit yang selama ini dia simpan.
En: "Baiklah. Mari kita mulai lagi," she said, setting aside the pain she had kept for so long.
Id: Dengan itu, keluarga mereka kembali bersatu.
En: With that, their family reunited.
Id: Hujan pun seakan setuju, mengurangi derasnya dan menyisakan butiran lembut.
En: The rain seemed to agree, easing its intensity and leaving gentle droplets.
Id: Langit mulai terang dengan kilau kecil matahari muncul di balik awan, memberi harapan baru.
En: The sky began to brighten with small glimmers of sunlight emerging from behind the clouds, giving new hope.
Id: Bima, Sari, dan Dewi kemudian bergandengan tangan, menyatu dalam pelukan keluarga yang tulus.
En: Bima, Sari, and Dewi then held hands, united in a sincere family embrace.
Id: Monumen megah Prambanan menjadi saksi, diiringi lantunan musik dan aroma makanan festival, revolusi kecil dalam keluarga yang terjadi di sana.
En: The majestic monument of Prambanan became a witness, accompanied by the strains of music and the scent of festival food, to the small revolution within the family that occurred there.
Id: Mereka siap menyambut tahun baru dengan hati yang lebih lapang dan hubungan yang lebih erat.
En: They were ready to welcome the new year with more open hearts and stronger bonds.
Vocabulary Words:
- overcast: mendung
- atmosphere: suasana
- melodious: merdu
- drizzle: rintik
- accompanying: mengiringi
- gathered: berkumpul
- distant: jauh
- bridged: terjembatani
- whispered: berbisik
- shade: naungan
- somber: sendu
- intimate: intim
- forceful: memaksa
- gaze: tatapan
- urged: memancing
- trembling: bergetar
- sincerely: tulus
- embrace: pelukan
- witness: saksi
- harmonized: menyatukan
- glimmers: kilau
- welled: berkaca-kaca
- revolution: revolusi
- unite: menyatukan
- responsible: bertanggung jawab
- ignored: mengabaikan
- urged: memancing
- beneath: di bawah
- intensity: derasnya
- gather: berkumpul