Suatu hari nanti akan ada orang-orang yang sangat menyesal dalam ketakutan dan kegentaran yang hebat karena mereka tidak pernah bertemu dengan Bapa di surga. Sejak di bumi tidak pernah satu frekuensi dengan Bapa. Seseorang yang benar-benar telah bertemu dengan Bapa, pasti memiliki persekutuan dengan Bapa sehingga tidak perlu mencari “frekuensi”-Nya, sebab selalu tersambung dengan Bapa. Ini artinya hidup berdamai dengan Allah. Kesempatan yang Tuhan berikan merupakan kesempatan yang tidak bisa dibeli, mahal sekali. Nanti kalau orang sudah meninggal dunia, di hadapan pengadilan Tuhan, tidak ada kesempatan lagi untuk berdamai. Mumpung kita masih hidup seperti ini, mari kita berdamai dengan Bapa.
Kita masing-masing harus menguji diri sendiri, apakah benar kita sudah menjumpai Allah Bapa atau tidak. Itulah sebabnya, kita harus terus mencari wajah-Nya. Nanti kita akan mengerti apa artinya bertemu dengan Bapa ini, sampai kita tidak mengingini apa-apa lagi. Ini hal yang sangat luar biasa, yaitu “mati sebelum mati” atau selesai sebelum selesai. Sampai pada level ini, seseorang barulah bisa menghayati realitas Allah. Kita mungkin orang yang dipandang hebat di mata umum, namun demikian kita harus menjadi orang yang bergantung kepada Tuhan dan menyadari betapa miskinnya keadaan kita saat ini, betapa kita membutuhkan Tuhan. Bukan karena ada kebutuhan-kebutuhan pemenuhan kebutuhan jasmani atau masalah-masalah fana, tetapi bagaimana kita dapat hidup tidak bercacat, tidak bercela, dan tidak terikat kesenangan apa pun dalam hidup ini demi kekekalan kita, dan terus berjuang menjadi seperti Yesus. Sebab, “vaksin” untuk mengalahkan kehidupan di bumi dan di surga hanya satu, yaitu hidup seperti Yesus.
Doktrin tidak akan bisa menyelamatkan, sebab manuver Iblis itu berubah-ubah setiap saat, setiap zaman. Kita tidak bisa mengalahkan Iblis dengan doktrin yang ditemukan orang beberapa abad yang lalu dan yang diajarkan sampai sekarang. Kita harus menemukan Tuhan dan kebenaran-Nya di dunia kita hari ini, sebab setiap orang pasti mengalami pergumulan yang berbeda. Dan Iblis itu mencobai orang dengan segala taktik dan strategi yang berbeda-beda. Hanya kalau kita betul-betul hidup di dalam Tuhanlah yang membuat kita bisa cerdas, kokoh, dan kuat, serta bisa melawan kuasa gelap.
Suatu hari nanti orang akan menyesal karena tidak menemukan Allah. Oleh sebab itu, yang penting sekarang ini adalah bagaimana penyembahan seseorang itu menjadi benar; bagaimana perjumpaan kita dengan Tuhan itu menjadi benar. Jangan hidup dalam suasana seremonial atau upacara. Yang kita lakukan selama ini dalam ibadah adalah sebuah seremonial, tetapi hal itu bisa menjadi bernilai kalau kita menggelar hidup dalam sikap menyembah Allah, sikap menghormati Allah dalam seluruh perilaku kita.
Waktu kita berkata, “Engkau besar, Engkau yang termulia, Engkau layak,” apakah kita membuat Tuhan benar-benar layak disembah di dalam perilaku kita? Waktu kita bicara sembarangan, waktu kita tidak tulus terhadap seseorang, waktu kita menghargai uang, harta, gelar, pangkat, nama baik lebih dari Tuhan, kita membuat hal-hal tersebut jadi lebih layak dibanding Tuhan. Ini berarti tidak memuliakan Tuhan. Banyak alasan mengapa seseorang melakukan hal ini, misalnya: karena takut kurang terhormat, takut terhadap seseorang maka ia berdusta, atau takut miskin lalu korupsi, takut kurang terhormat lalu menyingkirkan orang. Di sini, seseorang membuat manusia lebih layak dari Allah untuk ditinggikan.
Jadi, bagaimana pertemuan bersama kita menjadi menarik dan memikat hati Allah? Hanya kalau kita memiliki sikap menyembah di seluruh perjalanan hidup kita dalam perilaku menyembah Allah, menghormati Allah, memuji Allah dalam satu kesadaran dan penghayatan bahwa Allah Israel, Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub, Allahnya Musa, itu nyata! Mari kita rajut dari perkara-perkara sederhana atau kecil. Kita pasti bisa!