Share Bincang Energi
Share to email
Share to Facebook
Share to X
By BEn Podcast Team
The podcast currently has 20 episodes available.
Tahukah sobat BEn bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di kawasan ring of fire. Sehingga, Indonesia diberkahi sumber energi panas bumi yang melimpah. Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, total potensi energi panas bumi yang dimiliki Indonesia mencapai 23,7 GW dan menyimpan 40% cadangan panas bumi dunia.
Kira-kira, bagaimanakah pengembangan bisnis energi panas bumi atau geotermal yang sudah diterapkan di Indonesia? Dan seberapa besar kesempatan, potensi, serta trajektori peran perempuan dalam akselerasi utilisasi bisnis Energi Bersih dan Energi Terbarukan (EBT) berbasis panas bumi di Indonesia? Yuk simak obrolan serunya dalam Podcast Bincang Energi #13 bersama kak Fikha Fininda, Project Manager Jacobs Indonesia dan WING Indonesia Representative dengan tema "Broaden Perception of Women's Role in the Development of Geothermal Energy".
Bincang Energi Siaran Terkini #73 | Informasi terhangat dan terkini seputar energi periode 15-30 April 2024
Bincang Energi Siaran Terkini #72 | Informasi terhangat dan terkini seputar energi periode 1-14 April 2024
Bincang Energi Siaran Terkini #71 | Informasi terhangat dan terkini seputar energi periode 17 - 31 Maret 2024
Bincang Energi Siaran Terkini #70 | Informasi terhangat dan terkini seputar energi periode 3 - 16 Maret 2024
Bincang Energi Siaran Terkini #69 | Informasi terhangat dan terkini seputar energi periode 5 - 18 Februari 2024
Matahari menghasilkan energi yang setara dengan 430 kuintiliun (10 pangkat 18) Joule setiap jamnya. Besarnya energi dari sinar matahari ini memicu pengembangan teknologi panel surya sebagai media untuk menangkap energi dari sinar matahari dan mengkonversikannya menjadi energi listrik. Diantara berbagai teknologi panel surya yang telah dikembangkan, sebagian besar material yang digunakan adalah material berbahan kristal silikon yang menguasai 90% jumlah pembangkit listrik tenaga surya di dunia. Namun, nilai keekonomian panel surya berbahan silikon ini masih rendah atau harganya cukup mahal. Oleh karena itu, para ilmuwan berusaha mencari alternatif material panel surya pengganti silikon yang lebih terjangkau dan memiliki efisiensi setara dengan silikon. Salah satu ilmuwan asal Indonesia yang saat ini sedang menempuh post doctoral di Helmholtz-Zentrum Berlin, Noor Titan Putri Hartono, Ph.D., memelopori pengembangan Perovskite sebagai material alternatif pengganti silikon untuk panel surya.
Pesatnya perkembangan revolusi industri dan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi secara signifikan telah menyumbang jumlah CO2 dan gas rumah kaca lainnya di atmosfer. Bertambahnya jumlah gas rumah kaca ini telah menyebabkan suhu bumi meningkat dan mengalami krisis iklim. Selain krisis iklim, isu krisis energi juga muncul sebagai dampak dari over eksploitasi sumber energi di bumi. Perubahan iklim ini telah menyebabkan kekeringan, resiko kebakaran hutan, melelehnya es di kutub, sampai mempengaruhi eksistensi ekosistem biologi termasuk hewan dan manusia. Dampak perubahan iklim ini dapat diatasi bergantung pada seberapa besar negara-negara di dunia berkomitmen aktif untuk memitigasi krisis iklim tersebut. Mitigasi krisis iklim salah satunya dapat dilakukan dengan cara transisi energi dari energi berbasis bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan sesuai dengan pembahasan kebijakan dan strategi dalam konferensi COP26 Glasgow dan Presidensi G20. Pemanfaatan panel surya oleh berbagai kalangan termasuk individu diyakini juga merupakan langkah yang tepat sebagai upaya mitigasi yang saat ini dapat dilakukan secara cepat dan masif di Indonesia.
Bagaimana keseruan obrolan menarik masa kini tentang perubahan iklim dan dampaknya, strategi resiliensi iklim untuk mengurangi resiko krisis iklim, PLTS sebagai salah satu solusi energi bersih serta bagaimana tantangan pemasangan PLTS atap di rumah sebagai upaya nyata masyarakat untuk mendukung target bauran energi 23% di 2025 dan menuju karbon netral? Simak diskusinya dalam Podcast Bincang Energi #11 dengan tema “Save Our Planet: The Urgent Need to Mitigate GHGs and Climate Change” bersama Tiza Mafira, Associate Director at Climate Policy Initiative.
Sampah rumah tangga merupakan permasalahan yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan khususnya saat terjadi COVID-19 akibat kegiatan Work From Home (WFH). Diperlukan berbagai macam solusi untuk mengelola sampah khususnya limbah makanan yang berupa bahan organik seperti sisa-sisa makanan, kulit buah-buahan, potongan sayuran, sayur atau buah yang membusuk sehingga kebersihan lingkungan tetap terjaga.
Pada Episode ke-10 Podcast Bincang Energi kali ini, akan dipaparkan kreativitas dan inovasi seorang ibu rumah tangga dalam mengolah limbah organik di rumah dengan menggunakan Maggot atau larva dari lalat BSF (Black Soldier Flies). Narasumber yang dimaksud adalah Fathimah Himmatina, CEO Almagot Indonesia dengan produk inovasinya berupa Magobox (Maggot In The Box). Dengan adanya inovasi ini, selain melakukan kegiatan budidaya Maggot yang mempunyai banyak sekali manfaat, diharapkan nantinya kedepan akan tercipta ekonomi sirkular skala rumah tangga yang dapat membantu upaya pelestarian lingkungan sekitar.
The podcast currently has 20 episodes available.