Pemerintah telah meneken komitmen terkait pengurangan emisi secara bertahap hingga 2060 (NZE). Dalam pentahapannya, Indonesia dari sektor energi harus mampu menekan sekitar 358 juta ton karbon pada 2030.
Strategi yang digunakan adalah melakukan efisiensi penggunaan energi serta pemanfaatan energi terbarukan. Dari Kementerian ESDM, mematok target mitigasi khusus sektor transportasi tersebut dilakukan dengan upaya elektrifikasi kendaraan yang bisa memangkas emisi sekitar 7,23 juta ton karbon pada 2030.
Upaya pengurangan emisi karbon dari sektor energi juga berupaya menghadirkan bauran energi baru dan energi terbarukan (EBET). Karena kita ditarget sejak 2022 hingga 2060, harus menekan emisi karbon sektor energi hingga tersisa 129 juta ton.
Bauran EBET inipun dipaksa meningkat, dari sekitar 32% menjadi 72%. Karena itu, pemerintah memulai pengembangan bioethanol selain menggenjot biodiesel. Sejak Juli 2023, telah ada tes pasar terkait penggunaan etanol, dengan kehadiran Pertamax Green 95.
Problematikanya, hingga saat ini produksi dan ketersediaan etanol masih minim. Hanya terdapat dua badan usaha yang mampu memproduksi bioethanol fuel grade, dari 13 produsen. Kapasitas produksi yang ada untuk fuel grade, hanya sekitar 40 ribu kiloliter per tahun.
Ini tantangan bagi pemenuhan standar E10 pada 2029. Lalu bagaimana solusinya?
#bioetanol #hybrid #EBET #bauranenergi #kementerianesdm
---
Support this podcast: https://podcasters.spotify.com/pod/show/broad-cash0/support