Share Bukan Murid Sempurna
Share to email
Share to Facebook
Share to X
By Yunus Septifan Harefa
The podcast currently has 8 episodes available.
Bagaimana seandainya, pasanganmu mengaku bahwa dia punya masa lalu yang kelam? Bagaimana kamu meresponsnya? Tentu tidak mudah menerima hal ini, tetapi kalau melihat dalam perspektif Injil, maka tidak ada yang tidak mungkin.
Media sosial memborbardir kesempurnaan yang maya (tidak nyata), yang pada akhirnya membuat kita capek dan lelah sendiri. Jangan menentukan definisi hidup lo dari apa yang orang lain katakan di media sosialnya, tapi dari apa yang Tuhan katakan di dalam firman-Nya.
Perasaan malu menghadap Tuhan, karena sudah terlalu jauh dari Tuhan adalah perasaan yang bagus dan perlu ada untuk menegaskan bahwa Tuhan kita itu kudus. Tetapi, berbahaya karena perasaan itu juga digunakan oleh si iblis untuk membuat kita terus menerus jauh dan jatuh.
Berubah itu gak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu waktu, usaha, dan proses yang panjang di dalamnya. Proses setiap orang juga berbeda-beda. Ada yang cepat. Ada yang lambat. Ada yang lembut. Ada yang keras. Jalani dan nikmati proses kita masing-masing dan mari hargai proses sesama kita, tanpa harus menghakimi mereka.
Siapa sih yang gak bosen dan jenuh bahkan jadi muak dengan kondisi seperti sekarang ini? Gw pikir, banyak orang berada di titik seperti itu. Lalu, bagaimana kita bisa melewati masa-masa yang menjenuhkan ini? Sila mendengarkan.
Ketika orang yang lo sayang pergi. Sedih aja. Nangis aja. Itu wajar kok. Di sini gw mau ngomongin gimana gw menghadapi yang namanya kehilangan.
Ini adalah alasan mengapa gw bikin podcast dan apa yang gw mau omongin di podcast ini
The podcast currently has 8 episodes available.