Nama "Kristen" pertama kali disebutkan di Antiokhia (Kis.11:26) untuk menyebut para pengikut Kristus. Penyebutan Kristen semestinya lebih luas dari hanya sekadar agama. Para pengikut Kristus secara sadar maupun tidak sadar, memantulkan cahaya kebenaran Kristus dalam wujud perbuatan-perbuatan yang berlandaskan cintakasih dan mengarah pada kebaikan.

Renungan Injil Matius 13:47-53

Renungan Injil Yohanes 20:1,11-18

Renungan Injil Matius 12:38-42

Kata "Diosesanitas" memang tak sepopuler kata "spiritualitas." Inilah yang menjadi penyebab banyak orang mempertanyakan spiritualitas macam apa yang dihayati oleh imam-imam diosesan. Kata "spiritualitas" menjadi kata yang khas untuk mengidentifikasi semangat hidup kaum klerus. Maka, kata "diosesanitas" kiranya mewakili apa yang selama ini dihayati oleh para imam diosesan.

Renungan Injil Matius 11:20-24

Tradisi Katolik memberikan informasi kepada kita bahwa salib memiliki beragam bentuk dan rupa. Ternyata, salib juga memiliki beragam warna. Oleh karena itu, perlulah kita mengetahui apa warna dari salib yang sedang kita pikul saat ini.

Keberadaan segala sesuatu yang ada di dunia ini berlangsung dalam suatu hubungan sebab-akibat. Tidak ada sesuatu hal pun yang ada di dunia ini tanpa memiliki sebab yang jelas. Begitu pula dengan keberadaan Imam Diosesan.

Selalu ada kebanggaan dalam diri umat beriman apabila dapat beribadat di gereja katedral apalagi bila arsitekturnya begitu bagus dan megah. Akan tetapi, keberadaan gereja katedral bukanlah hanya untuk sekadar unjuk kemegahan. Keberadaan gereja katedral mesti disyukuri bahwa iman Katolik sedang bertumbuh di suatu wilayah.

Imam Diosesan mengambil peranan sebagai perpanjangan tangan Uskup untuk menggembalakan umat Allah di wilayah keuskupannya maka panggilan menjadi imam diosesan adalah sarana untuk menjadi murid Kristus yang ambil bagian dalam pemeliharaan jiwa-jiwa.