Bila kita diam buka media sosial maka kita akan membaca banyak sekali “opini.” Opini mengenai apapun dari kesehatan hingga tata negara. Lucunya, opini-opini tersebut mengikuti tren.

Privilege atau hak istimewa merupakan topik hangat yang timbul di masyarakat. Kesan di masyarakat adalah “orang-orang dengan privilege seakan-akan sudah sewajarnya akan berhasil.” Bahkan, seolah-olah keberhasilan seseorang murni dari privilege aja.

Kita akan membicarakan alasan kenapa kita boros atau bahasa kerennya “overspending.” Boros ini yang membuat banyak dari kita tidak mampu untuk menabung hingga berinvestasi. Boros ini juga yang menyebabkan banyak dari kita hidup gaji ke gaji, bulan ke bulan.

Kita akan membicarakan transisi yang terjadi pada dunia pekerjaan berkat teknologi, yaitu konsep bekerja dari rumah. Konsep tersebut sebenarnya sudah ada dari tahun 1973. Covid hanya mempercepat proses adopsinya

Inilah 2020-ku dalam suara. Terinspirasi oleh Nicko F. Johnatan (@nickofj),  @TempatBercakap dan Bilik Pengakuan. 

[Soundtrack (music): Back in Time by Borrtex]

Hayo kamu yang baru menggunakan LinkedIn, apakah kamu gunakan sebaik-baiknya atau seperti menggunakan Facebook? Memanfaatkan LinkedIn itu sangat berbeda loh dengan Facebook, Instagram, Twitter, karena ini benar-benar media sosial untuk para profesional! Jadi, bagaimana cara memanfaatkan LinkedIn? [Referensi: The Balance Careers, Techlila, Forbes]

Akan ada banyak sekali perubahan di masa depan yang diakibatkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk, perkembangan teknologi dan seterusnya. Di tengah-tengah keramaian dan persaingan yang ketat personal branding menjadi cara untuk menunjukkan kualitas dan perbedaan yang mencolok. Memiliki produk yang bagus akan kalah dengan produk yang biasa aja namun dikenal.

Dunia kerja 2030 akan sangat berbeda. Sangat.

Bagaimana memiliki pola pikir yang terus berkembang agar semakin dewasa menghadapi masalah?

Tiga cara yang digunakan untuk menjaga kualitas bekerja walau bekerja di rumah.