
Sign up to save your podcasts
Or


Sebuah Puisi: DALAM TANDA KUTIP CINTA
Ditulis oleh Jasmine Noor Rayhani
Disuarakan: Kata Hati Mala
Puisi ini menggambarkan perasaan cinta yang muncul secara halus dan tenang, seperti seekor kupu-kupu yang hinggap di hati penyair di pagi hari. Kehadiran cinta ini tidak gaduh, melainkan sunyi dan penuh kelembutan, disimbolkan dengan kupu-kupu yang diam dan seolah tersenyum. Gambaran ini mewakili momen kesadaran akan perasaan cinta yang tiba-tiba hadir dengan damai dalam diri.
Kupu-kupu dengan sayap kecilnya menjadi metafora keterbatasan penyair dalam mengungkapkan seluruh besarnya rindu dan perasaan. Sayap itu "tak cukup untuk membawa rinduku" melintasi langit yang tak dikenal. Namun, kehadiran sang kekasih mengubah segalanya: kupu-kupu itu "terbang tiap kali kau datang" dan "pulang ke dada" penyair, membawa pesan cinta yang hanya bisa dipahami olehnya. Ungkapan cinta itu seperti tulisan di udara—abstrak, personal, dan "tak pernah selesai".
Di akhir puisi, penyair menyatakan dengan tegas bahwa bukan kupu-kupu (simbol) yang mencintai, melainkan dirinya sendiri. Kupu-kupu hanyalah perantara yang "tak henti menyebut namamu". Ini merupakan pengakuan jujur bahwa segala rasa, rindu, dan getaran cinta itu berasal dari dalam hatinya sendiri. Puisi ini menegaskan bahwa cinta sejati bersumber dari diri, diungkapkan dengan cara yang unik dan intim, meski terkadang terasa terlalu besar untuk diungkapkan sepenuhnya.
Puisi ini adalah meditasi tentang kelahiran cinta yang sunyi, kesulitan mengungkapkannya secara utuh, dan pengakuan akhir bahwa sumber segala rasa itu adalah hati sang penyair sendiri, dengan segala kerinduannya yang tak terbatas.
#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #meramurasa #cinta
By Ardi Kamal KarimaSebuah Puisi: DALAM TANDA KUTIP CINTA
Ditulis oleh Jasmine Noor Rayhani
Disuarakan: Kata Hati Mala
Puisi ini menggambarkan perasaan cinta yang muncul secara halus dan tenang, seperti seekor kupu-kupu yang hinggap di hati penyair di pagi hari. Kehadiran cinta ini tidak gaduh, melainkan sunyi dan penuh kelembutan, disimbolkan dengan kupu-kupu yang diam dan seolah tersenyum. Gambaran ini mewakili momen kesadaran akan perasaan cinta yang tiba-tiba hadir dengan damai dalam diri.
Kupu-kupu dengan sayap kecilnya menjadi metafora keterbatasan penyair dalam mengungkapkan seluruh besarnya rindu dan perasaan. Sayap itu "tak cukup untuk membawa rinduku" melintasi langit yang tak dikenal. Namun, kehadiran sang kekasih mengubah segalanya: kupu-kupu itu "terbang tiap kali kau datang" dan "pulang ke dada" penyair, membawa pesan cinta yang hanya bisa dipahami olehnya. Ungkapan cinta itu seperti tulisan di udara—abstrak, personal, dan "tak pernah selesai".
Di akhir puisi, penyair menyatakan dengan tegas bahwa bukan kupu-kupu (simbol) yang mencintai, melainkan dirinya sendiri. Kupu-kupu hanyalah perantara yang "tak henti menyebut namamu". Ini merupakan pengakuan jujur bahwa segala rasa, rindu, dan getaran cinta itu berasal dari dalam hatinya sendiri. Puisi ini menegaskan bahwa cinta sejati bersumber dari diri, diungkapkan dengan cara yang unik dan intim, meski terkadang terasa terlalu besar untuk diungkapkan sepenuhnya.
Puisi ini adalah meditasi tentang kelahiran cinta yang sunyi, kesulitan mengungkapkannya secara utuh, dan pengakuan akhir bahwa sumber segala rasa itu adalah hati sang penyair sendiri, dengan segala kerinduannya yang tak terbatas.
#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #meramurasa #cinta