Rasanya kosong. Menahan tangis sendiri, membungkus hati yang remuk agar tertata lagi. Aku mati-matian mengadahkan kepala. Saat bulir air akhirnya merekah, menggelayut di pelupuk mata. Pelan kristal itu bergulir menggelinding, menciptakan parit di pipi.
Apalagi yang sebenarnya ku rasa? Amarah? Kecewa? Lelah? Penyesalan? Atau apaaa?
Aku terus bertanya-tanya, rasa kosong ini dari mana? Udara hampa ini siapa pengirimnya? Jika memang aku diminta untuk berhenti, apa yang harus kuhentikan? Jika aku disuruh untuk mengakhiri, apa yang harus kuakhiri? Pertanyaan-pertanyaan muncul terus menyergap. Udara di ruang ini kian pengap.
Ada apa sebenarnyaaaa?