Pada suatu waktu, hidup seorang wanita yang sangat kaya di kota Kuraraghara, sekitar 120 yojana jaraknya dari Savatthi. Dia mempunyai seorang anak bernama Sona yang telah menjadi Bhikkhu. Pada suatu hari, atas permintaan ibunya, Bhikkhu Sona membabarkan Dhamma kepada ibunya dan orang-orang di kota kelahirannya di sebuah paviliun. Ibunya mengajak seluruh orang di rumahnya dan hanya meninggalkan seorang pembantu.Saat pembabaran Dhamma sedang berlangsung, sekawanan perampok masuk ke rumahnya. Pemimpin perampok sengaja pergi ke paviliun tempat wanita tersebut berada dan mengawasinya, dengan tujuan untuk membunuhnya apabila dia pulang ke rumah lebih awal. Pembantunya yang melihat para perampok memasuki rumah, pergi melapor kepada majikannya, tetapi dia hanya berkata, “Biarkan para perampok mengambil semua uangku, aku tidak peduli; tapi jangan datang dan menggangguku saat aku mendengarkan Dhamma. Pulanglah.” Si pembantu pulang, namun ketika melihat para perampok mengambil barang dan emas dan perak, dia kembali melaporkan kepada majikannya, tapi selalu mendapatkan jawaban yang sama. Pimpinan perampok yang melihat semua itu menjadi tergugah dan menyuruh anak buahnya mengembalikan semua barang yang dicuri, kemudian datang mendengarkan Dhamma, dan bahkan akhirnya mereka semua menjadi Bhikkhu. Buddha, dari jarak 120 yojana, mengetahui kejadian ini. Apa nasihat Buddha kepada mereka? Apa yang harus dilakukan oleh seorang Bhikkhu untuk mencapai Nibbāna?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 368-376 dari Kelompok Stanza tentang Bhikkhu (Bhikkhuvagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).