Katanya, cara ampuh untuk tidak kehilangan sesuatu adalah dengan tidak memilikinya. Tapi memangnya sejak awal apakah manusia pernah punya hak? perihal memiliki lagi-lagi kita tak punya kuasa, sebab sejak awal kita tak pernah menciptakan. Maka, ku serahkan segala kepunyaan, pada Tuhan yang paling berhak memiliki.
Ku dengar bisik-bisik penduduk bumi, seliweran menyampaikan kabar, katanya kalau kau mencintai sesuatu, biarkan ia bebas dan lepas, kalau ia kembali berarti itu milikmu, tapi kalau tidak, sejatinya memang sedari awal ia tak pernah Tuhan ciptakan untukmu.
Sayang, kau tak perlu teramat erat untuk menggenggam, takutnya ia yang kau dekap terlalu dalam hancur dalam kepingan lara yang kau ciptakan sendiri. Agar tak terlalu dalam luka yang kau derita, beri jeda untuk segala yang sulit diterima, sisakan satu ruang keikhlasan, izinkan Tuhan untuk ikut andil dalam segala ketidakmungkinan yang kau semogakan, pun bila tak sesuai maumu, setidaknya ia sesuai dengan apa mau Tuhanmu.
Dengannya, aku ingin mencintai dalam kedamaian, tak risau kala datang semilir angin keheningan, tak gelisah lagi akan penantian sebuah kabar. Ku beri jeda untuk semua yang ku inginkan, ku pasung ia dalam ikatan Tuhan, ku rangkum ia dalam dekap semesta, sebab bukankah yang seindah langit harus ditempuh dengan cara-cara langit? Setidaknya aku tahu dermaga akhir dari perjalanan ini, bila bukan dengannya, paling tidak kutemui satu hati yang kembali berlabuh ke pelukan Tuhan. Ku petik segala hikmah nikmat sebuah pesan, dalam jatuh bangun, pilu lara, tersandung kembali pulang kaki yang sempat belajar lari.
Sebab terlampau retak jari-jemari ku untuk ku genggam, terlampau rapuh hatiku untuk ku dekap. Maka, ku lepas namamu untuk mengudara, pada doa-doa baik yang mengetuk pintu semesta. Jadi, selamat berlabuh pada dermaga dimana Tuhan tetap kita jaga.
Selamat menjemput Mei dengan kebahagiaan ✨
(pic: pinterest)