Tetapi oh tetapi. Anak-anak manusia memang mudah terbawa suasana. Setelah kedua kakiku kembali memijaki bumi dan kembali bertemu realita, mimpi-mimpiku lenyap dilahap ketidakpastian. Kenyataan memperlihatkan betapa samarnya kisah asmara yang kujalani.
Seluruh kalimat-kalimat indah yang terlontar hanya permainan kata belaka. Seluruh puisi tercipta hanya untuk menyenangkanku sesaat. Tak ada keseriusan di dalamnya. Wahana yang berbentuk cinta.