Share Discuss Motion
Share to email
Share to Facebook
Share to X
By Motion for Nature
The podcast currently has 35 episodes available.
"Topik kali ini jarang banget loh dibahas di Indonesia, padahal sebenarnya paling relate sama kehidupan kita, hmm kenapa ya?"
Coba kita liat sekeliling kita yuk, mulai dari yang kita kenakan seperti baju, kacamata, jam tangan, gadget, dll.
Kalian tau ga sih benda-benda diatas udah ngelewatin proses logistik yang melibatkan kapal sebenarnya?
Makanya di podcast kali ini Motion for Nature dapet privilege buat jadi yang pertama dengerin seputar kapal niaga dari kacamata maritim langsung! Wah makin tertarik kan buat dengerin?
Di episode kali ini, kita bakal ngobrol-ngobrol asik bersama Kak Dhini Purnama! Siapa sih kak Dhini? makanya kenalan dulu yuk!
Kak Dhini Purnama adalah seorang mahasiswa Fletcher University kurusan Master of Arts and Diplomacy di Amerika Serikat. Sebelumnya, kak Dhini Sihar Silalahi, lulusan Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB University, adalah Project Manager dari Sawfish Indonesia, sebuah proyek konservasi yang memenangkan penghargaan dari Conservation Leadership Programme pada tahun 2020. Bersama dengan timnya, ia mengupayakan adanya ketersediaan data akademis yang cukup untuk meningkatkan perlindungan dan upaya konservasi Pari Gergaji di Indonesia dalam jangka panjang.
Wah menarik banget ya? so let's hear it now!
“Hal-hal baru bikin kita selalu semangat gak sih?”
“Baju baru, gadget baru, buku bacaan baru semoga ngomongin energi baru terbarukan juga bisa bikin kita semangat ya!”
Nahh berbeda dengan episode sebelumnya, di episode 2 ini kita akan membahas sesuatu yang menarik dan seru bersama dengan kak Sessario Bayu Mangkara!
Sessario Bayu Mangkara, S.Si., M.Si atau akrab disapa Rio merupakan seorang spesialis lingkungan dan profesional pengembangan masyarakat serta tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) didukung dengan latar belakang akademis yang kuat disertai pengalaman langsung lebih dari 7 tahun dalam beberapa program pengembangan terkait dengan dukungan pemerintah daerah, pengembangan kelembagaan dan masyarakat, pengelolaan sampah terpadu lokal (TPST), dan manajemen proyek CSR.
Pengalamannya bersama Yayasan Danamon Peduli dan konsultan lingkungan selama 5 tahun membuatnya memiliki kemampuan untuk mengelola program dan acara, pelibatan pemangku kepentingan, dan penelitian sosial lingkungan. Dalam tim ia tampil dengan gaya fleksibilitas-adaptasi, memimpin dan membimbing individu untuk memaksimalkan tingkat kinerja dan produktivitas.
Wah menarik kan?
So let’s hear it now!
"Kita pakai plastik kan di daratan, apa hubungannya sama ekosistem di perairan?"
"Mikroplastik mah ga keliatan, baru bisa kalo pake mikroskop."
“Sampah plastik yang besar aja udah jadi masalah buat kita, gimana dengan mikroplastik ya?”
Kembali lagi nih kita di episode pertama di season baru yaitu di season 4! Udah hampir sebulan tidak ada Discuss Motion, udah pada kangen yaa Motioners? Tenang saja, kita akan terus membuat Discuss Motion yang mindblowing buat Motioners semua😁
Di episode kali ini, kita akan berbincang asik tentang plastik, spesifiknya yang tidak kasat mata yaitu mikroplastik bersama Kak Chlara! Siapa sih kak Chlara? Eka Chlara Budiarti, atau sapaan akrabnya Chlara merupakan salah satu mahasiswi lulusan Kimia Murni Diponegoro University. Saat ini ia memiliki kesibukan sebagai Kepala Laboratorium sekaligus Research Coordinator of Microplastic di ECOTON Foundation. Dan menariknya, Dia bersama timnya menjelajah beberapa sungai di Pulau JawaBali untuk menggaungkan aksi #stopmakanplastik2021 melalui riset mikroplastik dan advokasi kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab. Namun tak henti disitu saja, mereka juga akan membuat project mikroplastik ini dikembangkan ke suangi-sungai strategis nasional se-Indonesia. Dari hasil data tersebut nantinya mereka akan kumpulkan untuk membuat peta persebaran mikoplastik.
Wah menarik kan? Yuk kita simak!
"Ah anak muda bisa apa sih?"
"Masih baru memang bisa membuat perubahan?"
Hayo ngaku siapa yang pernah ditanyain begini terus jadi minder🙋🏽 Eitsss jangan dong, berkarya dan beraksi tidak memandang latar belakang apalagi usia. Nah kita buktikan bersama di episode 10 (which is episode terakhir di season 3) ini bersama dengan 2 millennials bernama kak Ahmad Baihaqi & kak Sihar Silalahi!
Ahmad Baihaqi atau sapaan akrabnya Abay merupakan pemuda lulusan Prodi Magister Biologi Universitas Nasional, Jakarta. Kepeduliannya dengan keanekaragaman hayati, membuat pengamat burung dan fotografer hidupan liar ini menjabat sebagai koordinator Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI.
Sihar Silalahi adalah Project Manager dari Sawfish Indonesia, konservasi pari gergaji, yang mendapatkan penghargaan dari Conservation Leadership Programme 2020. Bersama dengan timnya, ia mengupayakan adanya ketersediaan data akademis yang cukup untuk meningkatkan perlindungan dan upaya konservasi Pari Gergaji di Indonesia dalam jangka panjang.
Jangan lupa untuk terus stay tuned sampai season 4, sayonara👋🏽
Keep in touch with Motion For Nature via our Instagram @motionfornature🙌🏽
Dengan luas laut yang kira-kira 6 kali lebih besar daripada daratannya, tidak heran jika Indonesia dijuluki sebagai negara... Ya, maritim!🌊 Banyak sekali kehidupan yang berlangsung di bawah lautan kita dan sudah sepantasnya kita berperan dalam merawat dan melestarikannya.
Di episode 9 ini, kita akan berbincang seru dengan Kak Rudyanto atau biasa dipanggil Ijo.
Ia adalah lulusan Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran dan studi Environment, Development and Policy di University of Sussex, UK. Sudah bekerja di bidang konservasi alam (darat dan laut) selama 29 tahun dan pernah bekerja di beberapa proyek USAID yang terkait dengan konservasi laut dan organisasi2 pelestarian alam GIZ, Rare, TNC, BirdLife International dan Wetlands International.
Yuk kita simak!
Apakah kamu sering melihat berita konservasi di luar negeri? Tapi rasanya kok jarang banget ya muncul berita konservasi yang dilakukan di Indonesia? Eits ternyata Indonesia juga sudah dan sedang melakukan berbagai upaya untuk konservasi satwa liar loh! Kira-kira gimana sih perkembangan konservasi satwa liar di negara kita?
Di episode 8 season 3 ini, kita akan berdiskusi tentang konservasi satwa liar di Indonesia bersama Ibu Sri Mariati atau yang akrab disapa Cici. Lulusan studi Doktoral di Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia ini merupakan Direktur Eksekutif Belantara Foundation. Belantara Foundation adalah sebuah lembaga nirlaba (non-profit organization) yang didirikan pada 11 September 2014 dengan tujuan untuk mendukung upaya pemerintah dalam melakukan upaya konservasi dalam skala luas sambil meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dia memiliki pengalaman kerja hampir 25 tahun, termasuk di International NGOs di Conservation International Indonesia sebagai Direktur Terrestrial, dan di WWF Indonesia selama 12 tahun.
Yuk langsung saja kita dengarkan!
Pemerintah dan swasta, terlihat bekerja masing-masing. Namun apakah kalian tahu bahwa dibalik konservasi satwa liar, ternyata mereka bergandeng tangan loh, alias bekerja sama! Kunci kerjasama mereka bagaimana sih? Dan bagaimana cara mereka mewujudkan mimpi bersama untuk mengonservasi satwa liar?
Di episode 7 season 3 ini, kita akan mendengar bersama-sama kisah Kak Tika dari Kabupaten Lestari dalam mewujudkan konservasi alam dan satwa liar antara pihak pemerintah dan swasta di Indonesia. Sejak 2018, Ristika Putri Istanti atau yang biasa dipanggil Tika bergabung dengan sebuah asosiasi/perkumpulan pemerintah kabupaten yang fokus terhadap pembangunan berkelanjutan yang bernama Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) sebagai Tim Sekretariat LTKL. Ketertarikan terhadap satwa liar sudah dimulai sejak duduk di bangku kuliah lalu sempat bergabung dengan lembaga riset internasional terkait primata dan mamalia (Heart of Borneo, UK & Orangutan Foundation UK) lalu dilanjutkan bekerja di sebuah forum konservasi satwa yang bernama HarimauKita tahun 2016. Saat ini, melalui LTKL - Tika sedang mengukir mimpinya menjadi seorang perangkai gotong royong untuk membantu kabupaten untuk mewujudkan lingkungan terjaga dan masyarakat sejahtera.
Yuk langsung saja kita simak podcast ini!
Pernah mendengar Manta Ray? Iyaa itu, ikan pari manta (Manta birostris), salah satu spesies ikan pari terbesar di dunia! Manta adalah salah satu contoh satwa liar, spesifiknya di laut, yang sedang dikonservasi di Indonesia.
Di episode 6 season 3 ini, kita akan mendengar bersama-sama kisah Kak Nesha dan teman-temannya dalam melakukan konservasi Manta Ray di Indonesia Timur. Nesha Ichida adalah ilmuwan konservasi laut yang saat ini bekerja sebagai Manajer Proyek pada proyek perlindungan hiu dan pari manta, pengelolaan MPA (Marine Protected Area), dan konservasi laut berbasis masyarakat di Pulau Rote, di bawah Thrive Conservation. Dia juga bekerja sebagai Koordinator Proyek Indonesia untuk Proyek StAR, yang merupakan inisiatif multi-nasional untuk membangun kembali populasi hiu macan tutul Indo-Pasifik yang sehat di Papua Barat. Selain aktif di garis depan konservasi laut, dia juga bagian dari kelompok penasihat yayasan lokal yang dipimpin oleh pemuda dan sampah laut yang disebut Divers Clean Action.
Yuk kita simak!
Ketika membaca artikel di berita, pernah tidak melihat artikel tentang hewan yang berhasil diselamatkan dari kepunahan? Penasaran gak si bagaimana peristiwa itu bisa terjadi? ‘Ah biarkan saja punahnya suatu spesies tidak ada hubungannya dengan kita’. Eits.. tidak boleh berpikir begitu, jika diteruskan sebagian spesies di bumi bisa hilang selamanya loh.
Nah di episode ke-5 dari season ke-3 ini, kita mau berdiskusi tentang potret rehabilitasi satwa liar di Indonesia bersama kak Farwiza Farhan, Co-Founder dari HAkA (Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh). Organisasi HAkA saat ini sedang fokus pada konservasi ekosistem yang ada di Gunung Leuser Aceh. Di antara pencapaian mereka adalah kemenangan hukum yang luar biasa terhadap upaya mengubah kawasan ekosistem ini menjadi perkebunan kelapa sawit. Dengan cara ini, Farwiza memberdayakan komunitas lokal untuk mempertahankan ekosistemnya dari kepentingan ekonomi eksternal.
Yuk kita simak!
Pelihara kucing dan anjing sudah biasa, mau coba pelihara burung hantu ah! Tunggu dulu, ternyata ada satwa-satwa yang tidak boleh dipelihara loh, termasuk salah satunya burung hantu! Mungkin kalian berpikir kita dan satwa liar kan spesies yang berbeda, bahkan manusia lebih pintar, berarti kita boleh memperlakukan mereka sesuka hati untuk kesenangan kita dong? Oh tentunya tidak, ternyata kita sederajat dengan mereka!
Nah di episode ke-4 dari season ke-3 ini, kita mau berdiskusi tentang etika konservasi satwa liar bersama Kak Diyah Wara Restiyati. Kak Diyah adalah peneliti burung hantu dan founder the Owl World of Indonesia, organisasi yang dibuat dengan tujuan melakukan kampanye secara langsung mengenai pelestarian burung hantu.
Yuk kita simak!
The podcast currently has 35 episodes available.