D'Santuy Talk

Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan dan ekonomi dunia, akan tetapi juga pada persoalan kenegaraan dan juga hukum. Nah, pas diskusi episode tujuh kemaren katanya pandemi ini seakan menelanjangi semua dengan dengan model-model penanganannya. Nah, hal ini juga ternyata berdampak juga sama persoalan penanganan korupsi.

Mungkin tidak sedikit dari kita yang menyangsikan penanganan kasus korupsi di era pandemi karena dunia dan masyarakat fokus kepada persoalan pandemi. Natalie Rhodes dari Transparancy International mengingatkan kerawanan korupsi dapat terjadi dalam penanganan wabah yang melibatkan anggaran besar. Apalagi kemarin ada anggaran penangangan covid-19 sekitar 405 T. Belum lagi kiruh bansos belakangan ini terjadi, sudah tentu institusi penanggulangan korupsi ini harus memiliki jurus untuk bisa mengawal ini dengan baik dan sudah barang tentu dalam waktu dekat melakukan adaptasi.

Nah, diskusi santuy kali ini gw akan ditemenin sama abang gw yang kata dia mirip @dudeherlino dan sekarang jadi ketua wadah pegawai KPK Bang Yudi Purnomo Harahap dan konco kentel waktu di jogja yang sekarnag jadi Direktur Pusat Belajar Antikorupsi Dompet Dhuafa, Bro Ridwan Affan.

Pandemi Covid-19 ini emang sedari awal bukan untuk dibencadain, terbukti jek corona telah memberikan efek luar biasa secara global. Si doi udah secara gak langsung bikin hidup kita gak enak karena di rumah mulu (sstt tapi katanya udaha makin bersih lah jadi bagus dong! 😆), mengganggu pasar (Banyak yang kena PHK, usaha nyusruk, 😭 (kita berdoa supaya selamet ya jek dunia akherat🤲🏻), serta mengungkapkan inkompetensi atau ketiadaan pemerintah, wabah kali ini akan menyebabkan perubahan permanen dalam kekuatan politik dan ekonomi dengan cara yang tak terduga.

Mau disadari atau gak pandemi ini pastikan mengubah peta dunia, menurut analisis Stephen M. Walt dari Foreign Policy, pandemi COVID-19 juga akan mempercepat pergeseran kekuasaan dan pengaruh apakah benar akan mengarah dari Barat ke Timur?. Bisa Jadi sii, kita lihat aja jek, kalo diliat2 kan misalnya, KorSel, Vietnam, dan Singapura udah memberikan tanggapan yang bisa dibilang feeling good lah,, kalo China ya kita tau lah di pertama dapet dia pertama keluar 😁. nah ini pan beda sama Eropa dan Amerika jek yang cenderung lambat dan ngentengin dah awalnya (sama kayak yang onoh), ya ini secara gak langsung "menodai reputasi Barat" lah yaa.😗

Sebagaimana kata Bung Karno 'Jas Merah', sejarah juga mencatat wabah penyakit sebelumnya, seperti epidemi flu Spanyol selama 1918-1919, tidak mengakhiri persaingan negara-negara kekuatan besar yang mengantarkan era baru kerja sama global. Nah teroos gimana keadaan dunia pasca untuk bahas episode kali ini mari kita Ngabuburit santuy bareng temen2 Gw para pakar Hubungan Internasional 😁. Episode kali ini gw diteminin sama Bang Shofwan doi ini dosen HI UI, terus ada Mas Wibi a.k.a Bang Bewok doi ini senior di UGM dulu sekarang mau jadi polisi kali yak soalnya lagi ngambil Ph.D di Akademi polisi Turki 😆, sama temen seperjuangan dulu pas kuliah Bro Umar (kalo gw panggilan iki 😄) doi sekarang lagi ambil Ph.D di Aussie. 

Conflict of interest: apaan sih? 

Belakangan, kita sering mendengar istilah 'konflik kepentingan'. Di masa pandemi, di saat banyaknya inisiatif dan kebijakan yg dilakukan pihak-pihak utk para korban terdampak covid-19, banyak pula tudingan adanya konflik kepentingan di belakangnya. 

Dari yg skala internasional, seperti: Pengaruh yg diberikan co-founder Microsoft sebagai salah satu penyandang dana terbesar WHO atas kebijakan-kebijakan global terkait penanganan corona, termasuk dalam pengembangan vaksin covid-19;

Skala negara, seperti: Inisiatif kepala negara dalam membagikan bantuan yang dituduh sebagai pemanfaatan jabatan demi menaikkan pamornya secara individu; Juga yg kemarin ramai: ttg dugaan pemanfaatan posisi staff khusus milenial utk menunjang perusahaan rintisan yg mereka pimpin.  

Sampai..yg skala RT: Pemberian bansos kepada kerabat-kerabat dekat Pak eRTe meski bukan termasuk kriteria penerima bantuan, demi utk menjaga tali silaturahmi dan dianggap humble nan baik hati Teriak-teriak 'ada konflik kepentingan'...tapi sebenarnya konflik kepentingan itu apa sih? Diatur secara hukum...atau masalah etika aja? Lebih karena ketidaktahuan...atau mumpung karena ada kesempatan? Perlu diberikan sanksi...atau cukup kedepankan moral serta nurani?

Bukan sekedar jaring pengaman (Sosial) 

Awal bulan lalu pemerintah mengeluarkan kebijakan stimulus untuk ekonomi atau jaringan pengaman sosial untuk menanggulagi covid-19 di masyarakat menengah kebawah. tapi banyak juga jek yang anggep ini cuma gimmick atau modifikasi dari janji kampanye, alias sebenernya mah kalo gak ada si kopid program ini akan tetep berjalan. 🤗

Banyak dah polemiknya, mulai dari kartu prakerja yang kontennya bisa didaptkan gratis di siucup sampe ada yang bilang pak kita gak butuh pelatihan kita butuhnya makan kasih aja langsung duitnya (Stt padahal satu bulan sebelumnya Ibu Sri bilang akan kasih BLT buat sektor informal). Belum lagi soal lagi soal pendataannya makin ruwet aja dah. Sebenernya program2 yang tergolong jaringan pengaman sosial ini beber2 aman gak sih? Atau bener2 memberikan harapan? (asal jangan2 club harapan aja dah 🙈).

Yaudah kita bahasa aja dah soal jaring pengaman ini bareng temen gw yang skrg di bappenas yang lagi kuliah di amrik sama yang udah jadi giat2nya sosial, eh pegiat sosial yang dah jadi dosen pula dan ikutan forum internasional bahas jaring yang pengamankan sosial. Di episode kali ini gw ditemenin sama Bro Riski Raisa Putra dan Mas Pangky.

Beberapa hari yang lalu covid-19 ditetapkan sebagai "Bencana Nasional". Padahal dari 10 Maret 2020 lalu WHO telah menyurati Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kewaspadaan Indonesia menghadapi pandemik Covid-19 dengan meningkatkan status darurat nasional. 😰