
Sign up to save your podcasts
Or
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 29 Mei 2025
Bacaan:
"Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa." (Ibrani 11:32-33)
Renungan:
Seorang pahlawan biasanya adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya di dalam membela kebenaran, atau seorang pejuang yang gagah berani. Banyak orang, khususnya bagi mereka yang merasakan dampak positif dari kepahlawanannya akan mengakui dia sebagai "dewa penyelamat" dalam kehidupan mereka.
Berbeda dengan apa yang dialami oleh Yefta. Alkitab mencatat bahwa Yefta adalah seorang pahlawan, bahkan disebut sebagai pahlawan yang gagah perkasa. Tetapi, yang dialamı Yefta sungguh berbeda dengan apa yang seharusnya dialami oleh seorang pahlawan. Yefta menerima perlakuan yang menyakitkan dari saudara-saudaranya. Yefta diusir oleh saudara-saudaranya, padahal sejak kecil mereka hidup dan bertumbuh bersama. Ini disebabkan karena Yefta adalah anak seorang perempuan sundal. Saudara-saudaranya menyebut Yefta sebagai anak perempuan lain, suatu sebutan yang menyakitkan, sebab istilah "perempuan lain" biasanya digunakan untuk menyebut perempuan non-Yahudi. Yefta lahir di luar ikatan perkawinan yang sah. Setelah besar, saudara-saudara Yefta sadar bahwa Yefta tidak berhak mendapat milik pusaka dalam keluarga besar mereka. Sekalipun keberadaan Yefta seperti itu seharusnya saudara-saudaranya tidak perlu mengusir dia. Ini berarti apa yang dialami oleh Yefta sangat menyakitkan, karena Yefta bukan saja tidak mendapat milik pusaka, tetapi juga tidak mendapat tempat di rumah dan di hati saudara-saudaranya. Oleh karena itu Yefta melarikan diri dari saudara-saudaranya, yang akhirnya membawa dia ke tempat di mana orang-orang bisa menerima dia. Sayang sekali, mereka yang bisa menerima Yefta adalah para perampok, orang-orang yang juga tersisihkan dalam kehidupan sosial mereka. Tetapi, kisah Yefta tidak berhenti sampai di sini karena pada kisah-kisah selanjutnya kita dapat melihat Tuhan mengangkat kehidupan Yefta dan menjadikan Yefta seorang pemenang.
Kisah Yefta mengungkap sebuah fakta bahwa seorang buangan tidak harus tersisihkan dalam kehidupan rohaninya, sebab di dalam kitab Ibrani Yefta diakui sebagai salah seorang pahlawan iman (Ibr 11:32-34). Kisah Yefta juga mengungkap sebuah fakta bahwa seorang yang mempunyai latar belakang atau masa kecil yang tidak menyenangkan tidak harus mengalami kegagalan di dalam hidupnya. Orang-orang seperti itu bisa juga berhasil dalam hidupnya. Ini merupakan satu pelajaran penting dalam kehidupan orang percaya. Jika kita adalah orang yang berlatar belakang kurang menguntungkan dan hidup kita disia-siakan oleh orang lain, jangan gelisah dan kuatir. Bangkitlah, yakinlah bahwa Tuhan sedang memproses kita untuk meraih keberhasilan dan masa depan yang gilang-gemilang. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, aku tidak menyesal untuk keberadaanku meskipun buruk menurut manusia, karena Engkau akan mengangkatku pada waktunya. Amin. (Dod).
5
22 ratings
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 29 Mei 2025
Bacaan:
"Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa." (Ibrani 11:32-33)
Renungan:
Seorang pahlawan biasanya adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya di dalam membela kebenaran, atau seorang pejuang yang gagah berani. Banyak orang, khususnya bagi mereka yang merasakan dampak positif dari kepahlawanannya akan mengakui dia sebagai "dewa penyelamat" dalam kehidupan mereka.
Berbeda dengan apa yang dialami oleh Yefta. Alkitab mencatat bahwa Yefta adalah seorang pahlawan, bahkan disebut sebagai pahlawan yang gagah perkasa. Tetapi, yang dialamı Yefta sungguh berbeda dengan apa yang seharusnya dialami oleh seorang pahlawan. Yefta menerima perlakuan yang menyakitkan dari saudara-saudaranya. Yefta diusir oleh saudara-saudaranya, padahal sejak kecil mereka hidup dan bertumbuh bersama. Ini disebabkan karena Yefta adalah anak seorang perempuan sundal. Saudara-saudaranya menyebut Yefta sebagai anak perempuan lain, suatu sebutan yang menyakitkan, sebab istilah "perempuan lain" biasanya digunakan untuk menyebut perempuan non-Yahudi. Yefta lahir di luar ikatan perkawinan yang sah. Setelah besar, saudara-saudara Yefta sadar bahwa Yefta tidak berhak mendapat milik pusaka dalam keluarga besar mereka. Sekalipun keberadaan Yefta seperti itu seharusnya saudara-saudaranya tidak perlu mengusir dia. Ini berarti apa yang dialami oleh Yefta sangat menyakitkan, karena Yefta bukan saja tidak mendapat milik pusaka, tetapi juga tidak mendapat tempat di rumah dan di hati saudara-saudaranya. Oleh karena itu Yefta melarikan diri dari saudara-saudaranya, yang akhirnya membawa dia ke tempat di mana orang-orang bisa menerima dia. Sayang sekali, mereka yang bisa menerima Yefta adalah para perampok, orang-orang yang juga tersisihkan dalam kehidupan sosial mereka. Tetapi, kisah Yefta tidak berhenti sampai di sini karena pada kisah-kisah selanjutnya kita dapat melihat Tuhan mengangkat kehidupan Yefta dan menjadikan Yefta seorang pemenang.
Kisah Yefta mengungkap sebuah fakta bahwa seorang buangan tidak harus tersisihkan dalam kehidupan rohaninya, sebab di dalam kitab Ibrani Yefta diakui sebagai salah seorang pahlawan iman (Ibr 11:32-34). Kisah Yefta juga mengungkap sebuah fakta bahwa seorang yang mempunyai latar belakang atau masa kecil yang tidak menyenangkan tidak harus mengalami kegagalan di dalam hidupnya. Orang-orang seperti itu bisa juga berhasil dalam hidupnya. Ini merupakan satu pelajaran penting dalam kehidupan orang percaya. Jika kita adalah orang yang berlatar belakang kurang menguntungkan dan hidup kita disia-siakan oleh orang lain, jangan gelisah dan kuatir. Bangkitlah, yakinlah bahwa Tuhan sedang memproses kita untuk meraih keberhasilan dan masa depan yang gilang-gemilang. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, aku tidak menyesal untuk keberadaanku meskipun buruk menurut manusia, karena Engkau akan mengangkatku pada waktunya. Amin. (Dod).