
Sign up to save your podcasts
Or
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 20 Juli 2025
Bacaan:
"Sesungguhnya orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati." (Ayub 5:2)
Renungan:
Menyimpan kemarahan dan sakit hati adalah sebuah kebodohan, melepaskan pengampunan merupakan sebuah pilihan yang bijak. Hal ini seperti dinyatakan oleh Cherie Carter-Scott, "Kemarahan akan membuat anda semakin kecil, sementara melepaskan pengampunan mendorong anda bertumbuh ke tingkat yang lebih tinggi." Dengan kata lain, kemarahan dan kepahitan hanya akan menempatkan hidup kita bagai katak dalam tempurung. Membuat kita tidak dapat melihat keindahan kehidupan di luar tempurung sakit hati. Sementara itu pengampunan akan menajamkan kepekaan hati kita untuk melihat rencana-Nya melalui semua yang terjadi.
Kita mampu melihat semua kepahitan sebagai berkat rohani yang terselubung, yang hanya dapat kita mengerti ketika pintu pengampunan terbuka lebar. Seperti apa yang dialami oleh Yusuf, "Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu... Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah."
Jadi, masihkah kita memilih untuk menjadi orang yang bodoh, yang hidup dalam tempurung sakit hati, ataukah menjadi orang yang bijak dan menikmati indahnya sebuah hati yang mampu mengampuni? Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, mampukan aku untuk mempunyai hati yang rela mengampuni agar rencana-Mu yang terindah boleh terjadi di dalam hidupku. Jangan biarkan kebodohanku yang menyimpan semua kepahitan menjadi penghalang bagi rencana-Mu untuk mengubah air mata penderitaanku menjadi mata air kehidupan yang berguna bagi banyak orang. Amin. (Dod).
5
22 ratings
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 20 Juli 2025
Bacaan:
"Sesungguhnya orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati." (Ayub 5:2)
Renungan:
Menyimpan kemarahan dan sakit hati adalah sebuah kebodohan, melepaskan pengampunan merupakan sebuah pilihan yang bijak. Hal ini seperti dinyatakan oleh Cherie Carter-Scott, "Kemarahan akan membuat anda semakin kecil, sementara melepaskan pengampunan mendorong anda bertumbuh ke tingkat yang lebih tinggi." Dengan kata lain, kemarahan dan kepahitan hanya akan menempatkan hidup kita bagai katak dalam tempurung. Membuat kita tidak dapat melihat keindahan kehidupan di luar tempurung sakit hati. Sementara itu pengampunan akan menajamkan kepekaan hati kita untuk melihat rencana-Nya melalui semua yang terjadi.
Kita mampu melihat semua kepahitan sebagai berkat rohani yang terselubung, yang hanya dapat kita mengerti ketika pintu pengampunan terbuka lebar. Seperti apa yang dialami oleh Yusuf, "Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu... Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah."
Jadi, masihkah kita memilih untuk menjadi orang yang bodoh, yang hidup dalam tempurung sakit hati, ataukah menjadi orang yang bijak dan menikmati indahnya sebuah hati yang mampu mengampuni? Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, mampukan aku untuk mempunyai hati yang rela mengampuni agar rencana-Mu yang terindah boleh terjadi di dalam hidupku. Jangan biarkan kebodohanku yang menyimpan semua kepahitan menjadi penghalang bagi rencana-Mu untuk mengubah air mata penderitaanku menjadi mata air kehidupan yang berguna bagi banyak orang. Amin. (Dod).