
Sign up to save your podcasts
Or
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 25 Mei 2025
Bacaan:
"Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah." (Maleakhi 4:6)
Renungan:
Ada seorang pria yang selalu berlaku kejam kepada isteri dan anak-anaknya. Ia berpikir bahwa dengan demikian maka isteri dan anak-anaknya akan menjadi hormat dan tunduk kepadanya. Isterinya hidup dalam kesengsaraan dan anak-anaknya selalu dihinggapi oleh rasa takut, apalagi kalau ia sedang berada di rumah, semuanya itu terjadi karena sifatnya yang diktator. Jika anak-anaknya melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan hatinya, maka ia tidak segan-segan memukul anak-anaknya, bahkan mengancam mereka dengan menggunakan celurit, sehingga anak-anaknya dicekam oleh rasa takut dan benci kepadanya. Suatu hari pria ini diajak oleh temannya untuk mengikuti retret "Pria Sejati". Ternyata pengajaran yang diterimanya hari itu telah mengubahkan pola pandangnya, sehingga ia menangis saat pelajaran berlangsung. Ia menyadari bahwa selama ini ia telah berlaku tidak adil kepada isteri dan anak-anaknya dan belum maksimal dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang kepala rumah tangga. Saat itu ia mengambil keputusan untuk memperbaiki hubungan yang rusak di dalam keluarganya, ia ingin mengadakan pemberesan dengan isteri dan anak-anaknya. Ketika pulang ia mengumpulkan isteri dan anak-anaknya. la minta maaf kepada isterinya, kemudian dipeluknya anak-anaknya satu persatu sambil berkata, "Ampuni Papa Nak karena Papa sudah menyakiti hatimu." Hari itu terjadi pemulihan di dalam keluarga tersebut. Sekarang isteri dan anak-anaknya tidak hidup di dalam ketakutan lagi, sebaliknya mereka menghormati dan mengasihinya.
Adalah hal yang wajar jika kepala rumah tangga mendapat hormat dari isteri dan anak-anaknya, tetapi rasa hormat itu tidak harus diperoleh dari sikap yang diktator. Sebaliknya dengan sikap yang lemah lembut dan mengasihi, maka seorang kepala rumah tangga akan mendapat hormat dan cinta yang besar dari isteri dan anak-anaknya. Ingatlah bahwa bukan zamannya lagi seorang suami atau bapa menjadi pemimpin yang diktator di dalam keluarga. Untuk memperbaiki hubungan yang rusak di dalam keluarga maka dibutuhkan keberanian serta kerendahan hati untuk mengakui kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan oleh suami, isteri, atau anak-anak. Dengan demikian akan terbangun suatu hubungan yang indah di tengah-tengah keluarga.
Firman Tuhan mengajarkan agar suami mengasihi isteri dan tidak melukai perasaan anak-anak yang Tuhan percayakan kepadanya. Karena itu, semua bapa-bapa pengikut Yesus harus mempunyai kerinduan untuk membaharui hati dan sikap di dalam keluarga, sehingga dapat menjadi teladan. Maleakhi 4:6 berkata, "Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah." Alangkah indahnya jika hati para bapa dipulihkan sehingga anak-anaknya juga berbalik mengasihi bapa mereka. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, hatiku melimpah dengan ucapan syukur karena Engkau mengajarkanku untuk menjadi seorang pria yang berhati Bapa dalam keluargaku. Amin. (Dod).
5
22 ratings
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 25 Mei 2025
Bacaan:
"Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah." (Maleakhi 4:6)
Renungan:
Ada seorang pria yang selalu berlaku kejam kepada isteri dan anak-anaknya. Ia berpikir bahwa dengan demikian maka isteri dan anak-anaknya akan menjadi hormat dan tunduk kepadanya. Isterinya hidup dalam kesengsaraan dan anak-anaknya selalu dihinggapi oleh rasa takut, apalagi kalau ia sedang berada di rumah, semuanya itu terjadi karena sifatnya yang diktator. Jika anak-anaknya melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan hatinya, maka ia tidak segan-segan memukul anak-anaknya, bahkan mengancam mereka dengan menggunakan celurit, sehingga anak-anaknya dicekam oleh rasa takut dan benci kepadanya. Suatu hari pria ini diajak oleh temannya untuk mengikuti retret "Pria Sejati". Ternyata pengajaran yang diterimanya hari itu telah mengubahkan pola pandangnya, sehingga ia menangis saat pelajaran berlangsung. Ia menyadari bahwa selama ini ia telah berlaku tidak adil kepada isteri dan anak-anaknya dan belum maksimal dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang kepala rumah tangga. Saat itu ia mengambil keputusan untuk memperbaiki hubungan yang rusak di dalam keluarganya, ia ingin mengadakan pemberesan dengan isteri dan anak-anaknya. Ketika pulang ia mengumpulkan isteri dan anak-anaknya. la minta maaf kepada isterinya, kemudian dipeluknya anak-anaknya satu persatu sambil berkata, "Ampuni Papa Nak karena Papa sudah menyakiti hatimu." Hari itu terjadi pemulihan di dalam keluarga tersebut. Sekarang isteri dan anak-anaknya tidak hidup di dalam ketakutan lagi, sebaliknya mereka menghormati dan mengasihinya.
Adalah hal yang wajar jika kepala rumah tangga mendapat hormat dari isteri dan anak-anaknya, tetapi rasa hormat itu tidak harus diperoleh dari sikap yang diktator. Sebaliknya dengan sikap yang lemah lembut dan mengasihi, maka seorang kepala rumah tangga akan mendapat hormat dan cinta yang besar dari isteri dan anak-anaknya. Ingatlah bahwa bukan zamannya lagi seorang suami atau bapa menjadi pemimpin yang diktator di dalam keluarga. Untuk memperbaiki hubungan yang rusak di dalam keluarga maka dibutuhkan keberanian serta kerendahan hati untuk mengakui kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan oleh suami, isteri, atau anak-anak. Dengan demikian akan terbangun suatu hubungan yang indah di tengah-tengah keluarga.
Firman Tuhan mengajarkan agar suami mengasihi isteri dan tidak melukai perasaan anak-anak yang Tuhan percayakan kepadanya. Karena itu, semua bapa-bapa pengikut Yesus harus mempunyai kerinduan untuk membaharui hati dan sikap di dalam keluarga, sehingga dapat menjadi teladan. Maleakhi 4:6 berkata, "Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah." Alangkah indahnya jika hati para bapa dipulihkan sehingga anak-anaknya juga berbalik mengasihi bapa mereka. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, hatiku melimpah dengan ucapan syukur karena Engkau mengajarkanku untuk menjadi seorang pria yang berhati Bapa dalam keluargaku. Amin. (Dod).