Jika boleh saya meminta tuan.
Saya hanya ingin 1 detik menatap irismu, mencari kepastian dalam binar itu.
Saya tidak akan meminta lebih tuan.
Bahwa berbincang denganmu tentulah dahaga yang tidak akan lepas.
Bahwa melihat senyummu adalah candu membiru.
Bahwa tertawa bersamamu adalah setitik embun ditengah Sahara.
Seandainya kau tau tuan
Lebam hati saya memendam semua perasaan yang membuncah.
Lebur hari saya menampung segala rindu yang membumbu.
Gersang air mata saya meratapi jejak mu yang kian menjauh.
Tidak tuan, tidak akan saya usik jiwamu.
Tidak akan saya Kosek riwayat penuh harumu itu.
Rindu saya memang membuncah ruah tuan, tapi tidak ada niatan saya mengalfakannya.
Perasan saya memang membiru tuan, tapi akan kubiarkan dirimu tau menau akan hal itu.
Tidak akan saya izinkan dirimu menyelami pikiran saya.
Haram bagimu untuk memasukinya atau bahkan hanya sekadar mengetuk.
Perasan dan rindu saya memang membuncah setengah mati tuan. Namun kau tak akan pernah saya perbolehkan mengerti.
Saya setengah mati berhari-hari menangisi dirimu tuan, tapi kau tidak punya hak untuk mengasihi diri ini.
Biarkan perasaan dan rindu ini saya yang menyimpannya tuan, tidak akan saya relakan untuk berbagi denganmu.
Memang hancur hati saya tuan, menemukan jawab dari langkahmu tanpa repot kau menjawabnya.
Tapi tak apa tuan Karena bagi saya, dirimu lebih berharga dari secuil perasaan dan rindu saya.