FluentFiction - Indonesian

Facing Tradition: One Family's Quest for Understanding


Listen Later

Fluent Fiction - Indonesian: Facing Tradition: One Family's Quest for Understanding
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-07-12-22-34-02-id

Story Transcript:

Id: Di tengah terik matahari musim kemarau, rumah keluarga besar Budi menjadi tempat berkumpulnya semua anggota keluarga.
En: Amidst the scorching sun of the dry season, Budi's extended family home became the gathering place for all family members.

Id: Tidak ada liburan khusus yang dirayakan, tetapi seperti biasa, saat-saat ini menjadi ajang untuk bertemu, memberi kabar, dan terkadang, mengungkit cerita lama.
En: There was no special holiday being celebrated, but as usual, these moments became an opportunity to meet, catch up, and sometimes, bring up old stories.

Id: Ruang tamu besar itu penuh dengan berbagai macam bingkai foto dan warisan keluarga.
En: The large living room was filled with various picture frames and family heirlooms.

Id: Udara beraroma dupa yang sengaja dinyalakan oleh Ibu, memberikan rasa tenang namun sekaligus membangkitkan ingatan lama.
En: The air carried the scent of incense intentionally lit by Mother, giving a sense of calm but simultaneously evoking old memories.

Id: Budi duduk di sofa tua dengan tangan sedikit gemetar.
En: Budi sat on the old sofa with slightly trembling hands.

Id: Dia adalah anak sulung, selalu diandalkan, selalu mengikuti kehendak orang tua.
En: He was the eldest child, always relied upon, always following his parents' wishes.

Id: Namun, jauh di dalam hati, ada impian yang belum pernah ia ungkapkan.
En: However, deep down inside, there was a dream he had never revealed.

Id: Di sampingnya, Sari, adiknya yang jauh lebih berani dan sering berselisih dengan Ayah dan Ibu.
En: Beside him was Sari, his much braver sister who often clashed with Father and Mother.

Id: Sari tidak pernah ragu untuk menyuarakan apa yang ada di pikirannya, meski seringkali hal itu dianggap sebagai sikap pembangkang.
En: Sari never hesitated to voice what was on her mind, although often her actions were seen as rebellious.

Id: Saat semua orang duduk di meja makan, suasana mulai tegang.
En: When everyone sat at the dining table, the atmosphere began to tense.

Id: Budi tahu waktunya sudah tiba baginya untuk berbicara.
En: Budi knew it was time for him to speak.

Id: Dia menarik napas panjang sebelum akhirnya berkata, "Ayah, Ibu, aku ingin bicara.
En: He took a deep breath before finally saying, "Father, Mother, I want to talk."

Id: "Semua mata tertuju padanya.
En: All eyes turned to him.

Id: Ayah menghentikan gerakan sendoknya, sementara Ibu menatap Budi dengan tatapan yang tidak bisa dibaca.
En: Father paused his spoon, while Mother looked at Budi with an unreadable expression.

Id: "Aku ingin bekerja di luar negeri," Budi melanjutkan dengan lebih tenang.
En: "I want to work abroad," Budi continued more calmly.

Id: "Ini mimpiku dari dulu.
En: "This has been my dream for a long time."

Id: "Ruang makan yang tenang tiba-tiba terasa sempit oleh keheningan.
En: The quiet dining room suddenly felt constricted by silence.

Id: Ayah Budi meletakkan sendoknya dengan keras.
En: Budi's father put his spoon down forcefully.

Id: "Kamu sudah punya pekerjaan di sini, Budi," katanya dingin.
En: "You already have a job here, Budi," he said coldly.

Id: "Keluarga butuh kamu di sini.
En: "The family needs you here."

Id: "Namun sebelum Budi bisa menjawab, Sari menyela.
En: But before Budi could respond, Sari interjected.

Id: "Tapi kita juga harus mendukung apa yang ingin Budi lakukan, Ayah.
En: "But we also have to support what Budi wants to do, Father."

Id: " Suara Sari penuh keyakinan.
En: Sari's voice was full of conviction.

Id: "Budi bukan hanya anak sulung yang harus memikul semua tanggung jawab keluarga.
En: "Budi isn't just the eldest child who has to shoulder all the family's responsibilities."

Id: "Tatapan tajam Ayah berpindah ke Sari, tetapi Sari tidak gentar.
En: Father's sharp gaze shifted to Sari, but she was undeterred.

Id: "Dan.
En: "And...," Sari continued, almost whispering.

Id: ," lanjut Sari, nyaris berbisik.
En: "There's something else you need to know.

Id: "Ada satu lagi yang harus kalian tahu.
En: I've chosen to stay silent until now, but I know Budi feels too pressured by all these high expectations."

Id: Selama ini, aku memilih untuk diam, tapi aku tahu Budi merasa terlalu tertekan dengan semua harapan besar ini.
En: Mother held Budi's hand gently, realizing that both her children were burdened.

Id: "Ibu menggenggam tangan Budi dengan lembut, menyadari bahwa kedua anaknya sedang terbebani.
En: "Perhaps we should listen to them too.

Id: "Pak, mungkin kita juga harus mendengar mereka.
En: In a family, we should support each other, right?"

Id: Dalam keluarga, kita harus saling mendukung, kan?
En: she said.

Id: "Keputusan yang dibuat malam itu memang tidak mudah.
En: The decision made that night was not easy.

Id: Budi merasakan beban yang dirasakannya selama ini sedikit terangkat.
En: Budi felt the weight he had been carrying lift slightly.

Id: Dia tahu, meskipun tak mudah, jalan untuk mengejar mimpinya kini lebih terbuka.
En: He knew, although it wouldn't be easy, the path to pursuing his dream was now more open.

Id: Sari, yang berbicara dengan lantang dan jujur, mulai merasakan bahwa terkadang cara terbaik untuk menyampaikan sesuatu adalah dengan lebih tenang.
En: Sari, who spoke loudly and honestly, began to feel that sometimes the best way to convey something is with more calmness.

Id: Malam itu, meski diliputi perasaan yang campur aduk, keluarga mereka belajar bahwa cinta dan dukungan adalah kunci untuk menjaga keharmonisan, bukan ketakutan atau tekanan.
En: That night, although filled with mixed emotions, their family learned that love and support are key to maintaining harmony, not fear or pressure.

Id: Entah bagaimana, keheningan yang sebelumnya penuh ketegangan kini berubah menjadi refleksi, menjadi momen untuk lebih mengerti satu sama lain.
En: Somehow, the silence that was once full of tension turned into reflection, becoming a moment to understand each other better.


Vocabulary Words:
  • scorching: terik
  • extended: besar
  • gathering: berkumpulnya
  • catch up: memberi kabar
  • heirlooms: warisan
  • calm: tenang
  • evoking: membangkitkan
  • trembling: gemetar
  • eldest: sulung
  • relied: diandalkan
  • braver: berani
  • clashed: berselisih
  • rebellious: pembangkang
  • tensed: tegang
  • constricted: sempit
  • conviction: keyakinan
  • responsibilities: tanggung jawab
  • undeterred: tidak gentar
  • whispering: berbisik
  • burdened: terbebani
  • harmony: keharmonisan
  • path: jalan
  • pursuing: mengejar
  • reflection: refleksi
  • support: dukungan
  • pressure: tekanan
  • intentional: sengaja
  • unreadable: tidak bisa dibaca
  • forcefully: keras
  • expectations: harapan
...more
View all episodesView all episodes
Download on the App Store

FluentFiction - IndonesianBy FluentFiction.org