
Sign up to save your podcasts
Or


Film-film bertokoh sentral superhero menjadi salah satu hal yang paling sering terbersit di pikiran ketika kita mendengar istilah budaya populer. Tahun ini, Indonesia memulai debut film superheronya dengan film Gundala karya Joko Anwar. Tokoh-tokoh fiksi berkekuatan super melawan ketidakadilan dan kerap bertindak di luar hukum. Kisah-kisah heroik Captain America hingga Batman menjelma jadi hiperrealita bagi sebagian orang untuk membela keadilan, meski di luar hukum. Bagaimana pahlawan super memastikan bahwa kekuatannya digunakan untuk keadilan dalam koridor moral? Apakah tindakan vigilantisme, atau tindakan main hakim sendiri di luar hukum, berhak dilakukan untuk mengubah aturan-aturan sistemik yang belum mengakomodasi keadilan dan hak asasi manusia? Pada episode kedua Factnesty, Claudia Destianira menghadirkan Aviva Nababan, Periset Amnesty International Indonesia untuk berdiskusi tentang superhero dan vigilantisme.
By Amnesty IndonesiaFilm-film bertokoh sentral superhero menjadi salah satu hal yang paling sering terbersit di pikiran ketika kita mendengar istilah budaya populer. Tahun ini, Indonesia memulai debut film superheronya dengan film Gundala karya Joko Anwar. Tokoh-tokoh fiksi berkekuatan super melawan ketidakadilan dan kerap bertindak di luar hukum. Kisah-kisah heroik Captain America hingga Batman menjelma jadi hiperrealita bagi sebagian orang untuk membela keadilan, meski di luar hukum. Bagaimana pahlawan super memastikan bahwa kekuatannya digunakan untuk keadilan dalam koridor moral? Apakah tindakan vigilantisme, atau tindakan main hakim sendiri di luar hukum, berhak dilakukan untuk mengubah aturan-aturan sistemik yang belum mengakomodasi keadilan dan hak asasi manusia? Pada episode kedua Factnesty, Claudia Destianira menghadirkan Aviva Nababan, Periset Amnesty International Indonesia untuk berdiskusi tentang superhero dan vigilantisme.